Mahasiswa Banten Kecam Kebijakan Pemerintah Mulai dari Kenaikan Harga Beras, Tarif Listrik, dan Pemilu Curang

    Aliansi Mahasiswa Banten saat konferensi pers di Universitas Raharja Kota Tangerang

    TANGERANG – Aliansi Mahasiswa Banten (AMB) mengecam kenaikan harga beras yang sangat masif mulai dari Rp10.000 perliter hingga Rp18.000, dalam beberapa pekan terakhir.

    Koordinator AMB, Shandi Marta Praja menilai bahwa kenaikan harga bahan pangan yang terjadi belakangan ini merupakan dampak dari fenomena el nino yang melanda dunia. Adapun faktor lainnya menurut Shandi yakni lantaran adanya kebijakan pemerintah yang menggelontorkan bantuan sosial (bansos) seharga Rp500 Triliun.

    Ironisnya, bantuan tersebut diduga pihaknya menguntungkan salah satu pasangan calon dalam kontestasi Pilpres 14 Februari 2024 lalu. Menurut Shandi, kebijakan pembagian Bansos memiliki kepentingan politik terhadap satu golongan tertentu.

    “Sudah tahu kita sedang menghadapi el nino, tapi malah membagikan Bansos ugal-ugalan dalam momentum Pemilu,” kata Shandi, saat konferensi pers di Universitas Raharja, Kota Tangerang, Senin (26/2/2024).

    Dengan demikian, pihaknya mengecam keras keputusan politik yang menimbulkan kelangkaan dan kenaikan harga bahan pangan pasca Pemilu 2024 kali ini. Pihaknya juga menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah pusat antara lain; turunkan harga sembako, tolak kenaikan tarif listrik dan tol, serta tolak pemilu curang.

    “Lagi-lagi kita masyarakat yang menjadi korbannya, korban politik,” ujarnya.

    “Kebijakan ini sangat mencekik masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Apalagi kita akan menghadapi bulan puasa,” katanya menambahkan.

    Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang menjadi garda terdepan, pihaknya menuntut tanggung jawab pemerintah atas kegelisahan rakyat akibat faktor tersebut. Pihaknya juga mengaku akan menggelar aksi massa di setiap daerah hingga ke Jakarta.

    “Saat ini kita berencana aksi di daerah dulu. Selanjutnya baru ke Jakarta,” tandasnya. (Hmi)