Bamsoet Mundur, Pengamat: Munas Golkar Bergeser Cari Kandidat Sekjen

FOTO: Sejumlah pengurus Golkar pada hari kedua Munas 2019 di Hotel Ritz Carlton Jakarta

JAKARTA (BT) – Mundurnya Bambang Soesatyo dari pencalonan Ketum Golkar, tampaknya tinggal menunggu waktu, Airlangga Hartarto (AH) akan menjadi “Nahkoda” partai berlambang pohon beringin ini lima tahun ke depan. 

Oleh karena itu, salah satu pembicaraan krusial pada munas kali ini akan bergeser dari sosok siapa Ketum ke sosok siapa kandidat Sekjen yang lebih pantas mendampingi AH.

Melihat dinamika politik lima tahun ke depan yang merupakan eranya generasi milenial, maka sosok Sekjen Golkar yang paling pas mendampingi AH, selain mempunyai rekam jejak yang mumpuni tetapi juga harus yang mampu bekerja dengan akselarasi tinggi, energik, kreatif,  inovatif dan berani menjadi garda terdepan menegakkan perjuangan partai.

Tentu juga yang tak kalah pentingnya yaitu haruslah sosok yang membuat AH merasa nyaman bersamanya lima tahun ke depan. Selain itu, sosok sekjen ini harus sekaligus tokoh yang dipersiapkan oleh Golkar menjadi Ketum Gokar periode 2024-2029.

Seperti Ketum, Sekjen pun harus mencerminkan sosok perubahan dalam tubuh partai yang didominasi warna kuning ini, agar bisa memenangkan setiap momen politik di negeri ini.

Dari sejumlah tokoh muda di Golkar ada beberapa sosok milenial yang dapat memenuhi semua kriteria di atas. Salah satu di antaranya, ADK. Saat ini dia dipercaya negara menjadi orang nomor satu di Komisi II, DPR RI.

Selain kriteria di atas, menurut kajian EmrusCorner, ia juga orang muda visioner dan berani secara tegas menolak jika kader  yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.

Menurut catatan Lembaga EmrusCorner, ADK ternyata juga seorang aktivis. Ia punya nyali luar biasa menolak dan melawan praktik korupsi yang dilakukan oleh SN yang masih menjabat ketum partai saat itu.

Sebagai kader Golkar yang “merayap” dari bawah, tentu ADK dipastikan loyal terhadap perjuangan Partai Politik Golkar dan menguasai betul seluk beluk dinamika politik di internal Golkar.

Oleh: Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner