Bulan Bung Karno, Ketua DPC PDIP Kota Tangerang: Generasi Bangsa Harus Memahami Pancasila

    Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Gatot Wibowo

    TANGERANG – Bulan Juni disebut juga sebagai Bulan Bung Karno bagi para simpatisan dan kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Hal itu lantaran banyaknya peristiwa dan sejarah penting yang terjadi di Bulan Juni pada era Soekarno.

    Dengan demikian, Bulan Juni diperingati sebagai Bulan Bung Karno bagi para simpatisan dan kader partai yang berlambang banteng moncong putih itu. Tak jarang di setiap bulan tersebut, berbagai kegiatan terselenggara.

    Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, istilah Bulan Bung Karno hadir lantaran terdapat banyaknya peristiwa dan sejarah penting di Bulan Juni.

    “Yang pertama ada hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni,” ujarnya saat berbincang dengan Beritatangerang.id, beberapa waktu lalu.

    “Kedua lahirnya Bung Karno 1 Juni, dan meninggalnya 21 Juni,” katanya menambahkan.

    Menurut Bowo, sapaan akrabnya, ada berbagai kegiatan yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang mulai dari upacara hingga doa bersama untuk para founding father.

    “Kita juga sedang cari waktu untuk melakukan ziarah politik dan kaderisasi,” jelasnya.

    Meski begitu, lanjut Bowo, yang menjadi catatan penting untuk generasi muda dalam memaknai Bulan Bung Karno adalah dengan memahami sejarah lahirnya Pancasila dan gagasan Pancasila yang pertama kali disampaikan langsung oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI pada 29 Mei – 1 Juni 1945.

    “Ide dan gagasan Pancasila Bung Karno disepakati di sidang BPUPKI. Dan sampai sekarang, menjadi dasar bernegara dan berbangsa. Itulah mengapa sangat penting kita ketahui secara utuh, terutama bagi generasi muda,” tuturnya.

    Namun ironisnya, kata Bowo, generasi bangsa saat ini kurang memahami nilai-nilai Pancasila. Salah satu bukti minim pengetahuan generasi bangsa terhadap Pancasila adalah karena hilangnya kurikulum Pancasila saat ini.

    “Makanya saya berharap Pancasila kembali dijadikan kurikulum wajib di sekolah agar pemahaman kita tentang ideologi bangsa lebih kuat,” tegasnya. (Hmi)