Gedung Sekolah Dasar dan Stimulan, Jadi Usulan Warga Jatake

    TANGERANG – Tokoh masyarakat kampung Jatake, meminta Pemkot Tangerang untuk segera membangun gedung sekolah dasar negeri (SDN) di wilayah kelurahan itu. Hal tersebut disampaikan warga, pada kegiatan Reses I bersama Wakil Walikota Tangerang Dedi Candra Wijaya, Senin (19/2), di Majelis Taklim Al Ula, Kelurahan Jatake, Kecamatan Jatuwung.

    Permintaan warga warga itu cukup beralasan. Karena di sana sama sekali belum ada sarana gedung SDN. “Padahal di sini banyak anak-anak usia sekolah dasar,” ungkap tokoh masyarakat, dihadapan lebih dari 300 undangan. Agar dapat bersekolah, anak-anak terpaksa menimba ilmu di sekolah yang berada di wilayah Kelurahan Gandasari dan Jatake.

    “Kasihan mereka. Harus pergi sekolah dengan jarak yang cukup jauh. Belum lagi ongkos harian yang harus dikeluarkan orangtua” tuturnya. Menanggapi usulan warga tersebut, Dedi Candra Wijaya berjanji untuk mengawal keinginan warga tersebut.

    Sejumlah tokoh masyarakat yang menghadiri Reses I bersama Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Dedi Candra Wijaya, Senin (19/2).

    “Bila dikaji lebih jauh, di kelurahan ini sudah sangat layak untuk di bangun gedung sekolah dasar,” ungkap politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini. Selain jumlah murid SD yang dipastikan cukup banyak, jarak yang harus ditempuh siswa menuju sekolah bisa dikatakan cukup jauh.

    “Harus diperhitungkan persoalan ongkos harian yang harus ditanggung orangtua siswa. Belum lagi resiko kecelakaan lalu lintas karena anak-anak harus menyeberang jalan raya,” papar salah satu pimpinan dewan di Kota Tangerang ini. Ia berharap, agar pemkot memberi perhatian khusus usulan tersebut.

    “Sebagai wakil rakyat di daerah pemilihan (Dapil) II, saya pastikan untuk mendorong agar keinginan warga bisa direalisasikan. Agar warga dapat dengan mudah mendapatkan pendidikan,” terang Dedi. Hal lain yang diusulkan pada kesempatan tersebut adalah kenaikan stimulan bagi RT/RW dan kader Posyandu.

    Menyikapi permintaan itu, Dedi menanggapinya dengan serius. Sebab ia mengakui, tugas yang diemban pengurus RT dan RW tidaklah ringan. Sebab harus mampu mengayomi masyarakat. Ditambah harus siap siaga dan tanggap bila terjadi sesuatu di lingkungan.

    “Misal ada kericuhan atau pencurian, ketua RT/RW mau tidak mau harus datang ke lokasi. Kemudian berkoordinasi dengan babinsa dan binamas setempat,” ujarnya. Begitu pula halnya dengan tanggungjawab seorang kader posyandu. Mereka harus memastikan persoalan kesehatan di wilayah. Terutama yang berkaitan dengan bayi, ibu hamil dan lansia.

    Apalagi pengurus RT/RW dan kader merupakan bagian yang paling penting dalam hal penyebaran program-program yang digulirkan pemkot. “Mereka adalah struktur yang berada di luar pemerintahan. Namun tugas mereka sebagai corong sosialisasi program pemkot, dirasakan sangat berdampak besar,” jelasnya.

    Tanpa peran serta kader dan tokoh masyarakat, dapat dipastikan program pemkot belum tentu bisa berhasil seperti sekarang ini. “Jadi wajar bila mereka meminta kenaikan stimulan. Sebab dana yang mereka terima saat ini tidak sebanding dengan tanggungjawab mereka emban,” kata Dedi. Terkait usulan kenaikan stimulan ini, Dedi berjanji akan memperjuangkannya. (tam)