
TANGERANG – Mengantisipasi terjadinya krisis pangan global yang mungkin terjadi, personel Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning menjalankan Program Urban Farming dengan memanfaatkan lahan kosong untuk kegiatan bercocok tanam dan budi daya ikan.
Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri Mekanis 203/AK, Letnan Kolonel Inf Isnanto Roy Saputro menjelaskan, Program Urban Farming yang kini tengah dijalankan oleh jajarannya merupakan program unggulan yang dicanangkan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
“Kemudian Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Bapak Mayjen TNI Mohamad Hasan, secara intens mengawal Program Urban Farming tersebut. Tujuannya untuk menambah ketahanan pangan di Indonesia,” ungkap Danyon yang akrab disapa Roy ini, Kamis (27/06).

Menurutnya mengutip pernyataan pangdam, Program Urban Farming sangat penting diterapkan dalam menghadapi situasi yang terjadi saat ini. Sebab sekarang sedang terjadi peperangan di negara luar sana. Ditambah berkembangnya populasi manusia. Sehingga antisipasi terjadinya krisis pangan perlu dilakukan.
“Untuk itu, bapak Kasad dan pak Pangdam melakukan terobosan dengan menginstruksikan jajarannya, agar memanfaatkan lahan kosong guna mengoptimalkan produksi bahan pangan. Apalagi bapak Menteri Pertahanan RI, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto pernah mengatakan, bila tanah Indonesia itu sangat subur. Hanya dengan melempar biji saja bisa tumbuh tanaman,” ujar perwira menengah TNI-AD kelahiran Jawa Tengah ini.
Lewat Program Urban Farming tambah Roy, diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan personel Yonif 203/AK. Supaya prajurit memiliki produktivitas yang tinggi.
“Sekitar satu tahun terakhir ini, prajurit kami bercocok tanam pada lahan kosong di lingkungan Asrama 203/AK. Yaitu dengan menanami jagung, cabai dan bawang merah. Selain itu, kami juga membudidayakan lele dan ikan emas,” kata danyon yang telah dikaruniai seorang putra dan satu orang putri ini.
Lokasi perkebunan tersebut menurut Roy, tersebar di lima titik lokasi. Sesuai dengan jumlah kompi yang ada di dalam Asrama Yonif 203/AK. Bila di total, lahan yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam tersebut luasnya hampir mencapai dua hektar.
“Hasil panen kebun dan ikan itu bisa dibeli oleh ibu-ibu persit (istri tentara-red) dengan harga yang relatif murah. Sebagian lagi di jual kepada para pengepul atau pedagang di sekitaran sini,” jelas Roy.
Ia berharap dengan dijalankannya Program Urban Farming oleh prajurit Yonif 203/AK, bisa menambah ketahanan pangan, mengoptimalkan lahan kosong serta menambah area hijau dan sarana edukasi. Untuk diketahui, urban farming merupakan konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Faktor yang membedakannya terletak pada pelaku dan media tanamnya. Urban farming atau urban agrikultur adalah kegiatan budi daya tanaman di sekitaran wilayah kota besar (metropolitan) atau kota kecil. (tam)