Rute BRT Koridor I Diperpanjang

    Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Syaeful Rohman (kiri), sedang berbicang dengan penumpang di dalam BRT, Jumat (29/12).

    TANGERANG – Terhitung mulai 1 Januari 2018, rute Bus Rapid Transit (BRT) Koridor I diperpanjang. Bila sebelumnya angkutan massal milik Pemkot Tangerang ini melayani trayek Terminal Poris Plawad – GOR Jatiuwung, maka pada awal tahun depan rute ditambah sampai ke pertigaan Gajah Tunggal, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Jatiuwung.

    BRT akan berputar arah di pintu gerbang perumahan Magnolia Residence, Kelurahan Jatake. Perumahan tersebut berada persis di sisi Jalan Gatot Subroto. Perpanjangan trayek dimaksudkan, untuk mengakomodir kebutihan warga Kota Tangerang akan angkutan umum.

    BRT sedang berhenti di halte Cimone untuk menaikan penumpang.

    “Jadi warga khususnya para pelajar yang berdomisili di wilayah Kelurahan Jatake dan Pasir Jaya, lebih dipermudah dengan diperpanjangnya rute ini,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Syaeful Rohman, Jumat (29/12). Kemudian untuk mempermudah penumpang saat menunggu bus, Dishub membangun 4 halte portable baru.

    Dua titik halte berada di depan gang Kampung Cikoneng. Dua halte lainnya didirikan dekat pertigaan Gajah Tunggal.
    “Kami menyediakan fasilitas tersebut, untuk memudahkan penumpang saat hendak naik dan turun kendaraan,” kata Saeful.

    Bila selama satu tahun sebelumnya para penumpang dibebaskan tarif alias gratis, maka terhitung 1 Januari nanti penumpang diharuskan membeli tiket seharga Rp2 ribu. “Warga bisa membelinya di halte saat hendak naik BRT,” tutur Saeful. Dikatakan, tarif tersebut sesuai dengan Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang Retribusi Jasa Usaha.

    Perpanjangan trayek BRT, ternyata disambut gembira oleh warga. Khususnya mereka yang berdomisili di wilayah Kecamatan Jatiuwung. Seperti diungkapkan penumpang bernama Anisa. Ia menyambut baik kebijakan tentang perpanjangan rute BRT.

    “Jadi saya tidak perlu jauh-jauh lagi pergi ke halte GOR Jatiuwung. Untuk menggunakan jasa BRT,” kata gadis warga Kelurahan Jatake ini. Keberadaan halte baru menurut Anisa, sangat memudahkannya. Sebab cukup mempersingkat jarak dari rumahnya di Kampung Cikoneng Ilir.

    “Jadi saya bisa ke halte Cikoneng atau Gajah Tunggal. Keduanya sama dekatnya,” ujarnya. Terkait pemberlakuan tarif BRT sebesar Rp2 ribu, Anisa mengaku tidak merasa keberatan. “Tarif segitu masih sangat murah, bila dibandingkan dengan tarif angkot. Saya tidak merasa keberatan kok,” ungkap mahasiswi Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat.

    Pemberlakuan tarif BRT juga tidak terlalu dipermasalahkan oleh penum0ang bernama Manah. Pedagang warga Kelurahan Cimone Jaya ini mengaku, masih bisa maklum dengan tarif yang ditetapkan pemkot. “Setiap hari saya naik BRT untuk belanja di Pasar Anyar. Saya merasa nyaman naik BRT. Ditambah fasilitas AC dan charger hape di dalam bus,” papar Manah. (tam)