TANGERANG – Bunda Kota Tangerang yang mempunyai kewajiban menyusui bayi, diharuskan melakukan persiapan khusus untuk menjamin kebutuhan Air Susu Ibu (ASI) tetap tersalurkan dengan baik. Terutama saat melakukan perjalanan arus balik lebaran.
Biasanya selama perjalanan jauh di arus balik lebaran dari kampung halaman, banyak yang menyiasatinya dengan menyediakan ASI perah selama perjalanan. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan agar dapat direspon secara lebih efektif dan efisien.
Namun, menyimpan ASI perah bukanlah kegiatan yang bisa dilakukan secara sembarangan. Bunda Kota Tangerang tetap harus memperhatikan berbagai faktor, seperti volume susu, suhu ruangan saat susu diperah, fluktuasi suhu di lemari es atau freezer, serta kebersihan lingkungan guna menjamin ASI perah dapat disimpan dan dikonsumsi dengan aman.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan Bunda Kota Tangerang untuk menyimpan ASI perah selama perjalanan arus balik lebaran.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum memerah atau menangani ASI. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang memiliki kandungan setidaknya 60 persen.
2. ASI dapat diperah dengan menggunakan tangan dan pompa manual atau elektrik. Jika menggunakan pompa manual atau elektrik, periksa pompa dan selang untuk memastikan ASI yang diperah dalam keadaan bersih. Selanjutnya jika didapati selang berjamur, segera buang dan ganti.
3. Apabila menggunakan pompa bersama, bersihkan kenop pompa, saklar daya, dan meja dengan lap disinfektan.
4. Gunakan kantong penyimpanan ASI perah yang terbuat dari bahan kaca atau plastik dengan penutup yang rapat. Hal ini dipilih untuk menjamin agar ASI tidak terkontaminasi oleh apapun di sekitar lingkungannya. Selain itu, hindari menggunakan botol daur ulang.
5. Setelah proses memeras ASI dilakukan, ASI tersebut bisa disimpan di lemari es hingga 4 hari kedepannya.
6. ASI perah yang disimpan sebaiknya dalam volume yang kecil untuk menghindari pemborosan susu sebelum habis. Simpan dalam 2 hingga 4 ons atau jumlah yang ditawarkan pada satu kali makan.
7. Beri label atau penandaan yang jelas pada wadah ASI untuk mengurangi potensi tertukar dengan minuman lainnya.
8. Perhatikan suhu yang ada di lemari es atau freezer untuk menjamin kualitas ASI perah yang disimpan agar tetap dalam keadaan baik, serta terjamin nutrisinya selama dalam penyimpanan.
9. Setelah disimpan dalam lemari es, ASI perah dicairkan dengan cara ditaruh dalam wadah berisi air hangat atau di bawah air hangat yang mengalir.
10. Jangan pernah membekukan kembali ASI perah setelah dicairkan.
11. Terakhir, jika si bayi tidak menghabiskan ASI perah yang diberikan, tetap bisa digunakan lagi dalam waktu 2 jam kemudian. Setelahnya, sisa ASI perah harus dibuang. (*/dev)