TANGERANG – Dua orang diduga mafia yang meloloskan penumpang dari luar negeri tanpa karantina Covid-19 di Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, digelandang petugas.
Saat ini pihak Bandara Soekarno-Hatta tengah memeriksa kedua orang yang diduga merupakan salah seorang staf. Keduanya diketahui berinisial S dan RW. Mereka membantu meloloskan WNA berinisial JD.
Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi menjelaskan, berdasarkan keterangannya JD mengaku membayar Rp6.500.000 kepada S dan RW yang mengaku sebagai petugas Bandara Soetta.
“Kami masih mencari tahu juga S dan RW ini karyawan dari instansi mana,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Holik enggan untuk memastikan apakah kedua orang itu memang benar staf di Bandara Soekarno-Hatta.
“Untuk ini, kami sedang menggali informasi. Jadi mohon maaf belum ada tanggapan,” terangnya.
Perihal pemberian hukuman, lanjut Holik, akan diberikan usai diketahui keduanya memang bekerja sebagai karyawan di Bandara Soekarno-Hatta. Ia menyebut, hukuman akan diberikan oleh instansi masing-masing pelaku nantinya.
“Untuk punishment tentu dari instansinya yang memberikan,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga negara Indonesia (WNI) dari India berinisial JD lolos dari karantina Covid-19. Dua orang berinisial S dan RW yang mengaku sebagai pegawai Bandara Soekarno Hatta memuluskan JD keluar dari bandara.
JD disebut membayar sejumlah uang kepada pelaku agar bisa lolos karantina Covid-19.
“Kalau pengakuan dia (S dan RW) kepada JD, dia adalah pegawai bandara. Ngakunya doang. Dia sama anaknya. S itu sama RW itu anaknya. RW itu anaknya S,” ujar Yusri, Kabid Humas Polda Metro Jaya.
JD membayar Rp 6,5 juta kepada S. Kemudian, S meloloskan JD dari kewajiban karantina selama 14 hari setelah mendarat dari India.
Kata dia, penyidik masih mendalami modus operandi yang dilakukan oleh S dan RW. Ketiganya masih diperiksa.
“Iya makanya ini masih kita dalami. Dia bisa keluar masuk itu. Besok kita sampaikan secara jelas. Intinya ini mereka meloloskan orang tanpa melalui karantina. Apakah ada pelaku lain? Ini masih kita dalami,” tandasnya. (Hmi)