Kurangi Volume Sampah dari Sumber, DLH Galakan Program Pemilahan Sampah

    Armada truk milik DLH Kota Tangerang, sedang mengangkut sampah lingkungan.

    TANGERANG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang bakal menggalakan Program Pemilahan Sampah. Salah satu upaya yang ditempuh yaitu dengan melakukan pemilahan sampah dari sumber.

    Pemilahan sampah dari sumber sendiri tersebut ditujukan kepada masyarakat sebelum membuang sampah. Yaitu dengan memisahkan sampah organik dengan sampah non organik atau yang memiliki nilai ekonomis.

    Hal tersebut disampaikan Kepala DLH Kota Tangerang, Tihar Sophian. Menurutnya, pemilahan sampah organik dari sumber sangat penting dilakukan, mengingat volumenya yang cukup besar. Yaitu mencapai 60 persen dari jumlah keseluruhan.

    “Rata-rata petugas kami membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing dengan volume mencapai 1400 – 1500 ton per hari. Sekitar 60 persennya merupakan sampah basah atau organik. Seperti sampah sayuran, kulit buah, daum dam sebagaianya,” terang Tihar, Rabu (27/10).

    Pemilahan sampah juga akan dipadukan dengan mengaktifkan bank sampah yang ada dilingkungan. “Jadi disetiap RW, kami merencanakan akan membangun bank sampah. Tujuannya untuk memilah sampah organik tadi,” tutur Tihar.

    Menurutnya, sampah organik masih memiliki nilai ekonomis apabila dikelola dengan baik. Sebab dapat menghasilkan kompos bagi pupuk tanaman dan maggot untuk pakan ikan dan ayam.

    “Teknik budidaya maggot ini dikembangkan di Intermediate Treatment Facility (ITF) Jatiuwung, Kota Tangerang tersebut sebagai upaya menjaga pelestarian lingkungan.

    “Budidaya maggot juga bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Setiap satu ton sampah rumah tangga, diolah di Intermediate Treatment Facility (ITF) menjadi pakan ikan. Setiap 40 kilogram maggot (belatung), mampu mengurai 800 – 1000 kilogram sampah organik tanpa sisa,” papar Tihar.

    Sedangkan Sekretaris DLH Kota Tangerang, Eni Nuraeni menjelaskan, pemilahan dan pengelolaan sampah yang dilakukan secara benar, mampu mendatangkan nilai ekonomis bagi warga.

    “Terhitung mulai Januari – September 2021, kami berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 17 juta. Itu baru dari aktivitas pemilahan sampah ekonomis,” ungkap Eni.

    Dana sedekah sampah yang terkumpul tersebut selanjutnya diserahkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Tangerang guna kepentingan masyarakat.

    “jadi melalui Program Pemilahan Sampah dan pengelolaan sampah di masing-masing lingkungan, diharapkan dapat meminimalisir volume sampah sekaligus berdampak positif pada peningkatan perekonomian masyarakat,” tukas Eni. (adv)