SERPONG- Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangsel terus melakukan pelbagai upaya guna meningkat produk UKM. Selain agar produk bisa berkembang, hasil olahan UKM juga mulai digarap agar bisa tembus pangsa internasional.
Hanya saja, masih banyak yang tidak tau dan memahami bagaimana prosedur dan mekanisme yang harus dilalui supaya produknya bisa dieskpor ke luar negeri. Padahal sekarang era digitalisasi yang mana semua produk dapat dilihat hingga penjuru duni.
“Para pegiat usaha kecil dan menengah secara daring atau E-UKM mengajak para pelaku industri kecil meluaskan pasarnya ke luar negeri atau go internasional. Sayangnya, banyak pelaku industri kecil belum mengusai teknologi yang dibutuhkan untuk memasarkan produk hingga ke mancanegara,” kata Kepala Dinkop dan UKM Kota Tangsel Dahlia Nadeak.
Ia mengatakan, agar produk itu bisa ekspor, pihaknya sudah memfasilitasi 500 produk yang punya potensi masuk pasar global.
Kata Dahlia, saat ini produk usaha kecil ranahnya sudah mencapai tingkat global. Pelaku UKM harus terus didorong untuk menghasilkan produk yang baik dan mumpuni. Sekarang penjualan melalui online ramai dilakukan bisa menjadi peluang usaha di tingkat internasional.
Kata dia, UMKM di kota Tangsel jumlahnya sudah mencapai ribuan dan yang telah difasilitasi oleh Pemerintah Tangerang Selatan sekitar 500 karena berpotensi untuk memasuki pasar global. Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di Hotel Sol Marina, BSD dihadiri sekitar 100 pelaku UKM.
“Saya berharap dalam acara kali ini, pelaku UKM dapat memahami paparan yang diberikan oleh para narasumber yang hadir ditenga-tengah kita semua,” ungkap Dahlia.
Dahlia juga menyingung soal jiwa wirausaha para pemuda pemudi dan masyarakat khususnya warga Tangsel. Menurutnya mereka punya potensi yang cukup besar untuk terus berkembang pesat. Maka itu peningkatan mutu dan kualitas harus diterus digarap agar menghasilkan inovasi terbaru pengembangan UKM.
“Kami juga mengadakan program peningkatan mutu dan kualitas serta melahirkan inovasi yang ada,” katanya. Selain UKM, pengembangan koperasi juga tengah dilakukan. Pemerintah Kota Tangsel juga membantu untuk memperlancar koperasi itu kami juga memberikan fasilitas.
“Kami akan bangun gedung inovasi centre dan koperasi tradisional berorientasi dengan orientitas, baik dari permodalan manajemen dan pemberian alternatif solusi berupa sertifikasi-sertifikasi tanah yang kerjasama dengan BPN Tangsel. Serta fasilitas pembentukan badan hukum koperasi, peralatan dan pembinaan peningkatan SDM.
Juga mengikutkan peserta koperasi terpilih dalam pameran yang ada di dalam dan luar negeri,” lanjutnya. Dalam hal ini ia mengingatkan, pentingnya koperasi dapat membangun lapangan kerja yang luas sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Kota Tangsel dan juga dapat berkembang guna meningkatkan perekonomian di Kota Tangerang Selatan.
Sementara itu, Wali kota Tangsel, Airin Rachmi Diany menambahkan, penjualan dengan sistem online yang saat ini sedang ramai dilakukan, bisa menjadi peluang usaha di tingkat Internasional.
“Tanyakan apa yang dirasa kurang mengerti agar nantinya bisa membagikan informasi kepada para pelaku UMKM yang lain,” ucap Airin.
Ia berharap dengan adanya penjelasan mengenai Letter of Credit berjalan dengan maksimal dan menghasilkan output yang baik tidak hanya di tingkat nasional melainkan sampai ke tingkat Internasional.
Kata dia, produk UKM harus mampu bersaing di pasar bebas. Kondisi tersebut mau tidak mau tak bisa dihindari. “Terus terang dengan sistem pasar terbuka seperti sekarang maka pelaku UKM dituntut berinovasi. Jika ada ada inovasi baru sudah pasti pemerintah harus mem-back-up,” tandasnya.
Ia menambahkan, pemberdayaan UKM dan koperasi masih menjadi strategi alternatif lapangan kerja. Laju pertambahan penduduk khususnya di Tangsel tak bisa dibendung.
Maka dari itu, Dinkop UKM harus mampu membaca setiap potensi-potensi pasar, terlebih menyangkut produk. “Bicara produk yang bisa bersaing di pasar korelasinya sudah pasti dengan pendapatan,” tegasnya.
Permasalahan yang kerap dihadapi para pelaku UKM masih berkutat pada soal klasik yaitu modal. Masyarakat cenderung enggan bersentuhan dengan prosedur perbankan.
Selain dukungan dari pemda, Airin mengaku telah banyak berdiskusi agar peningkatan UKM dan koperasi ini juga mendapat dukungan dari Forum CSR Tangsel, selain wacana tentang dimungkinkan atau tidak daerah memiliki Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LKPD) guna menjawab masalah permodalan tadi.
Beberapa daerah diakui dia, sempat melakukan (mendirikan, Red) LKPD. Salah satunya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. “Kita sedang dalami dulu kajiannya. Dari sisi aturan atau perundang-undangannya bagaimana,” paparnya. (adv)