TANGERANG – Rumah Sakit (RS) An Nisa mendapatkan apresiasi dari sejumlah institusi yang berkecimpung dalam dunia kesehatan terkait penanganan penyakit tuberkulosis (TBC).
Hal itu diungkapkan saat Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Tim World Health Organization (WHO) serta Tim Reviewer Implementasi Public Private Mix Tuberculosis, mendatangi RS yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Km 3, Cibodas, Rabu (10/08).
Reviewer Eksternal dr Shibu Balakrishnan mengungkapkan, layanan yang ada di RS An Nisa terkait penanganan TBC sudah terintegrasi dengan sangat baik, Mulai pendaftaran, dokter spesialis, tenaga medis, laboratorium, farmasi dan antar poli lainnya.
“Jejaring internal di rumah sakit ini sudah sangat baik. Bahkan RS ini sudah melakukan kolaborasi eksternal dalam upaya menyembuhkan dan menekan penyebaran penyakit TBC,” ungkap Shibu.
Sementara itu I Wayan Gede Artawan Eka Putra, seorang reviewer eksternal lainnya menerangkan, Program Kunjungan ke RS An Nisa bertujuan melibatkan fasilitas kesehatan (Faskes) swasta dalam mempercepat penemuan penderita TBC. Sehingga diharapkan tidak menambah jumlah populasi TBC.
“Sebenyak 72 persen pasien datang ke RS swasta dengan alasan kenyamanan dan privasi. Sehingga peluang pendekatan penyembuhan dan meminimalisir TBC pada faskes kesehatan non pemerintah ini memiliki potensi yang sangat besar,” tutur I Wayan.
Ia menilai, RS An Nisa mampu memberi contoh baik dengan melibatkan seluruh unsur pelayanan. Jadi tidak hanya poli paru-paru saja yang menangani keluhan TBC, tapi juga poli anak, THT dan lainnya, turut berkolaborasi mendeteksi indikasi kemungkinan pasien terinfeksi TBC.
“Indonesia menduduki peringkat 3 dengan penderita tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Dalam kurun waktu satu tahun, sedikitnya terdapat 824 ribu kasus TBC baru. Semua lapisan masyarakat memiliki risiko terinfeksi, karena interaksi dan aktivitas masyarakat,” terang I Wayan.
Penanggulangan TBC yang dilakukan RS An Nisa, bisa dijadikan contoh oleh klinik, puskesmas maupun rumah sakit lainnya. “Pastinya RS An Nisa bisa dijadikan rujukan bagi faskes sekitar. Khususnya untuk warga yang terinfeksi TBC,” tukas I wayan. (tam)