Hasjantama-Djafarudin-2

    Sebanyak 86 Siswa di Tangerang Belum Sekolah

    Para calon siswa tengah memadati SMA Negeri 20 Kabupaten Tangerang


    TANGERANG – Sebanyak 86 siswa di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, belum sekolah. Pasalnya, para pelajar yang belum sekolah ini ngotot ingin masuk ke SMA Negeri 20 Pakuhaji.

    Padahal, pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2022 – 2023 telah usai sejak 7 Juli 2022 lalu. Meski demikian, banyak calon siswa yang hingga kini masih bertahan dan berharap masuk ke SMA Negeri satu satunya di wilayah Kecamatan Pakuhaji tersebut.

    Pantauan Beritatangerang.id di lokasi, para calon siswa dengan mengenakan seragam putih abu abu berkerumun di depan pagar sekolah tersebut. Puluhan calon siswa yang mengaku warga sekitar sekolah itu didampingi para wali muridnya.

    Salah seorang wali murid, Saipul Bahri mengatakan, total sebanyak 86 calon siswa yang bersikukuh untuk dapat bersekolah di SMA Negeri 20 Kabupaten Tangerang. Para calon siswa ini, kata Saipul merupakan warga Kecamatan Pakuhaji.

    “Semua warga Pakuhaji. Ada yang dari Desa Keramat. Saya dari Rawa Boni,” katanya.

    Lanjut Saipul, para calon siswa ini telah mendaftar melalui jalur-jalur yang tersedia pada PPDB 2022, tetapi tidak diterima. Namun, pihaknya masih berharap adanya jalur yang mereka sebut sebagai permohonan.

    “Ini kita tempuh jalur permohonan supaya ada penambahan,” jelasnya.

    Saipul menambahkan, jumlah lulusan SMP sangat tidak sebanding dengan ketersediaan kuota SMA Negeri di Kecamatan Pakuhaji. “Lulusan SMP dan MTs tahun ini hampir 1.300 (siswa). Sedangkan yang diterima 360 (di SMAN 20 Kabupaten Tangerang),” tukasnya.

    SMAN 20 Kabupaten Tangerang merupakan sekolah yang diidam-idamkan anak Saipul sejak SMP. Ia menegaskan, para siswa yang tidak lolos ini juga sebagai anak bangsa yang berhak mengenyam pendidikan di sekolah negeri.

    “Yang jadi beban kami, 86 siswa kalau tidak sekolah gimana nasib anak bangsa. Siapa tau anak-anak ini nantinya jadi pemimpin kita di masa depan, jadi DPR atau Wali Kota,” tegasnya.

    “Kalau tak ada titik terang. Kita terpaksa bongkar-bongkaran data. Karena kami menduga ada banyak kejanggalan,” tukasnya.

    Sementara Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 20 Kabupaten Tangerang, Ubaidilah saat dimintai keterangan mengaku sudah berupaya melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Namun, daya tampung di sekolah tersebut sudah maksimal.

    “Kami tidak diam saja. Kami berupaya cari solusi agar anak-anak ini bisa sekolah semua. Tapi kuotanya memang sudah penuh. Ruang kelas kita sudah terisi semua,” katanya.

    Bahkan lanjut dia, pihak sekolah juga sebelumnya sudah menyampaikan kepada semua warga agar mengadukan keluhannya sebelum PPDB ditutup.

    “Kami juga sudah bicara dengan berbagai pihak. Bahkan kami sempat membuka layanan pengaduan untuk warga dua hari sebelum PPDB ditutup. Artinya kami membuka kesempatan pada warga yang ingin protes terkait PPDB,” jelasnya.

    “Dan sekarang kami bingung. Warga masih terus berdatangan. Sementara KBM sudah berjalan, kita jadi ga fokus,” imbuhnya. (Hmi)