Warga Keroncong Meriahkan Peringatan Maulid

    Camat Jatiuwung Boyke Ahmad Syafei (tiga kiri), pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Kelurahan Keroncong.

    TANGERANG – Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, warga RT 01/05, Kampung Keroncong, mengikutinya dengan penuh antusias. Acara ini digelar, Minggu (17/12), di Masjid Jami Al Falah, Kecamatan Jatiuwung. Acara dihadiri oleh Camat Jatiuwung Boyke Ahmad Syafei, tokoh agama, masyarakat, pemuda serta perwakilan TNI dan Polri.

    Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi SAW wafat. Maulid Nabi merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan umat Islam. Juga penghormatan kepada sang utusan Allah yaotu baginda Nabi besar Muhammad.

    Berkat jasa utusan Allah yang terakhir ini, mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Seperti disampaikan Lurah Keroncong, Muholil. Dikatakan, substansi peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen loyalistas pada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

    “Setidaknya, ini bisa diwujudkan dalam banyak hikmah,” ungkapnya. Tak lupa ia mengucapkan banyak terima kasih kepada warga, yang telah hadir mengikuti kegiatan. Peringatan Maulid mendorong muslim untuk senantiasa bershalawat. Shalawat sendiri ditegaskan oleh perintah Allah.

    “Peringatan Maulid, meneguhkan kecintaan muslim kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, cinta terhadap Nabi Muhammad adalah sebuah keniscayaan. Sebagai konsekuensi dari keimanan,” terang Muholil. Menurutnya, rasa cinta kepada utusan Allah harus berada di atas segalanya. Melebihi cinta pada anak dan istri. Juga terhadap harta, kedudukan, bahkan diri sendiri.

    Pada kesempatan tersebut Muholil berpesan kepada para pemuda yang hadir, agar menjadikan peringatan Maulid bukan seremonial belaka. Namun harus diambil hikmah dan makna yang tersirat di dalamnya.

    “Lakukan sekecil apapun kebaikan. Sebab kebaikan oti akan membawa manfaat yang sangat besar dikemudian hari,” katanya. Sedangkan kepada para orangtua ia berharap, untuk menanamkan jiwa keteladanan Rasulullah kepada putra-putri di rumah.

    “Ceritakan kisah sebelum tidur tentang keteladanan nabi. Sehingga anak-anak tidak mengidolakan figur publik berahlak kurang baik yang mereka saksikan disajikan lewat tayangan televisi,” tutur Muholil. Ia berpesan kepada warga khususnya para pemuda, untuk melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah. (djo/tam)