
TANGERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, memberikan edukasi kepada 40 murid TK Al Amin, Rabu (5/12). Para siswa dari sekolah yang berdomisili di Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang ini, diberi wawasan tentang tugas dari seorang pemadaman kebakaran (Damkar).
Ketika datang, puluhan murid ini diarahkan ke ruang rapat Kantor BPBD yang berada di lantai 2. Di sini, para petugas memberi penjelasan tentang kelengkapan yang biasa digunakan saat menjinakan si jago merah. Mulai dari perlengkapan pakaian hingga penggunaan alat pemadam.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tangerang Irman Pujahendra menjelaskan, sejak tahun lalu pihaknya telah menerima kunjungan dari para murid TK maupun pendidikan anak usia dini (PAUD).
Bahkan hampir setiap minggu, jajarannya menerima kedatangan siswa dari berbagai sekolah. “Sebelumnya pihak sekolah terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kunjungan. Kemudian kami jadwalkan kedatangan mereka,” ungkap Irman.
Ia mengaku, banyak sekolah yang merasa tertarik kemudian mengajak siswanya datang ke Markas Komando Pemadam Kebakaran (Mako Damkar) yang juga kantor BPBD. “Padahal kegiatan ini bukan program kami. Namun sebagai pelayan masyarakat, kami harus dapat mengakomodir dan melayani,” ungkap Irman.
Ia menerangkan, pegawainya memberikan edukasi kepada siswa terkait tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) petugas damkar. Termasuk mengenalkan peralatan yang digunakan petugas. “Kami memberikan pengetahuan seputar cara mencegah kebakaran. Termasuk apa yang harus dilakukan murid, apabila bencana itu benar-benar terjadi,” papar Irman.
Sementara itu Sekretaris BPBD Kota Tangerang Tihadi menuturkan, pemberian bekal pengetahuan tentang bencana kebakaran bagi anak usia dini dinilai perlu dilakukan. Agar anak-anak bisa menghindari tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
“Kepada anak-anak itu, kami menerangkan hal-hal yang patut dihindari. Seperti bermain api di dalam maupun di luar rumah. Temasuk mengimbau agar tidak menyalakan petasan dan kembang api,” ungkapnya.
Meski anak usia dini belum bisa secara aktif terjun langsung memadamkan api kata Tihadi, namun anak-anak bisa melaporkan potensi kebakaran kepada orangtua maupun orang terdekat.
“Itu salah satu materi yang kami sampaikan kepada siswa. Bahkan bila kondisinya memungkinkan, kami mengajak siswa naik mobil damkar. Supaya mereka benar-benar merasakan menjadi seorang petugas damkar,” tutur Tihadi.
Usai menerima teori dan pengetahuan tentang damkar, selanjutnya siswa diajak untuk melakukan simulasi memadamkan api. Layaknya seorang petugas, anak-anak kemudian mengenakan jas hujan dan sepatu bot.
Petugas membimbing siswa, bagaimana cara memegang selang damkar dan menyemprotkannya ke titik api. Secara bergantian, satu persatu siswa mempraktekkannya. Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. (ads)