TANGERANG – Agar dapat dengan cepat memulihkan dampak trauma psikologis akibat bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pelayanan rehabilitasi psikososial bencana. Kegiatan dilaksanakan 27 – 29 Agustus, di markas komando BPBD Kota Tangerang, Jalan KS Tubun, Tangerang.
Kegiatan diikuti oleh sekitar 50 peserta. Berasal dari pegawai BPBD, aparatur kecamatan, kelurahan dan pegawai organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.
Bimtek dimaksudkan, supaya petugas mampu memulihkan psikis para korban paska terjadinya bencana. Sehingga segala sesuatunya dapat kembali berfungsi optimal. Sehingga masyarakat memiliki ketangguhan dalam menghadapi masalah,. Juga dengan cepat mampu kembali produktif dan berdaya guna.
“Ini merupakan upaya kami untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) aparatur. Baik di internal kami maupun OPD lain. Supaya secara optimal, pegawai dapat berperan serta dalam penanganan pasca bencana,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tangerang Irman Puja Hendra, Rabu (28/8).
Para peserta menurut Irman, diberikan pengetahuan terkait psikososial bagi masyarakat korban bencana. Diharapkan para pegawai yang telah mengikuti bimtek, sewaktu-waktu dapat diterjunkan membantu masyarakat dalam pemulihan paska bencana. “Minimal mampu menangani trauma masyarakat korban bencana di sekitar tempat tinggal masing-masing,” tutur Irman.
Peserta diajarkan memulihkan psikologis dampak trauma paska bencana. Supaya setelah peristiwa bencana terjadi, psikologis korban tetap kuat dan memiliki ketangguhan menghadapi masalah. “Sehingga dapat kembali produktif dan berdaya guna,” imbuhnya.
Tak hanya pegawai, masyarakat umum dilokasi bencana pun diberikan wawasan terkait penanganan psikososial korban. Sehingga petugas Bersama warga sekitar, dapat bekerja sama dalam memulihkan kondisi pasca bencana.

“Dukungan bagi korban bencana tidak cukup hanya dengan memberi bantuan fisik saja. Tetapi dukungan psikologis pun sangat dibutuhkan. Jadi selain memberikan pertolongan, logistik, dapur umum dan hal lain yang diperlukan, petugas bersama masyrakat mampu berperan dalam memberikan trauma konseling,” tandas Irman.
Sementara itu narasumber bimtek psikososial Deni Padmanegara menjelaskan, peserta diberi bekal kemampuan berkomunikasi dan pendekatan kepada masyarakat. Dalam hal ini korban bencana.
“Diawali dari komunikasi yang produktif dan persuasive yang handal, maka dengan sendirinya orang akan menurut dan mengikuti apa yang kita inginkan,” katanya. Apabila petugas atau masyarakat memiliki kemampuan ilmu komunikasi, maka akan sangat dengan mudah mengarahkan para korban.
Ia menyontohkan saat terjadi keadaan rumit di lokasi bencana. Kemudian mengarahkan warga supaya turun gunung menjauh dari lokasi bencana. “Bila ilmu komunikasi telah dikuasai, maka warga dengan sangat mudah bisa diarahkan. Termasuk adanya empati cloning (keikutsertaan atau kepedulian-red) dari warga sekitar. Akhirnya masyarakat mau peduli dan tidak membiarkan hanya petugas saja yang bekerja. Melainkan turut berpartisipasi membantu tim,” paparnya.
Hal lain yang tak kalah penting tambah Deni, yaitu meredakan trauma korban pasca bencana. Para korban harus dapat disentuh. Sehingga tidak meninggalkan bekas trauma dan bias melupakan bencana.
“Seorang petugas BPBD dengan keilmuan yang dikuasainya, mampu menjadi personal komunikator dan motivator dengan menggunakan pikiran bawah sadarnya. Jadi konsep konseling yang kami ajarkan, diharapkan mampu menciptakan rasa saling peduli. Sehinga masyrakat mau menjadi bagian dari network. Serta saling berbagi informasi data update kejadian bencana,” terang Deni.
Berbekal kemampuan ilmu komunikasi yang ditularkan kepada warga, diharapkan masyarakat pun mau berupaya melakukan tindakan awal penanganan bencana. “Jadi warga tidak lagi menunggu petugas datang. Melainkan melakukan aksi penanggulangan awal bencana sambil menunggu datangnya bantuan,” ungkapnya.
Ilmu hypno therapy ini menurut Deni, menjadi satu program yang dijalankan saat BPBD Kota Tangerang mengirim petugas ke lokasi bencana tsunami Lombok tahun lalu. “Petugas memperlakukan para korban dengan penuh kasih saying dan perhatian. Sambil melakukan hypno therapy. Sehingga lambat laun masyarakat dapat melupakan bencana yang menimpanya,” pungkas Deni. (ads)