TANGERANG – Sudah hampir selama tujuh bulan warga Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kehilangan rumahnya akibat pembangunan proyek Tol JORR II.
Insiden penggusuran pada 1 September 2020 itu tak hanya meninggalkan luka. Duka dan trauma pun turut menyertainya. Kini, sebanyak 72 KK dari sekitar 300 jiwa hidup terlunta-lunta. Sektor ekonomi pun saat ini terus menggerogotinya. Sementara ganti untung yang diharapkan tak kunjung direalisasikan.
Pantauan beritatangerang.id di lokasi, sebuah tenda nampak berdiri di atas gundukan tanah merah. Tenda yang hanya beralaskan tikar itu menjadi tempat tidur, berkumpul, dan berbaur bagi para korban gusuran.
“Ini satu-satunya tempat kami tidur dan kumpul,” ungkap Dedi Sutrisno, salah seorang warga yang menjadi korban gusuran, saat ditemui di lokasi.
Sebagian darinya kini kehilangan mata pencaharian. Kata Dedi, untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga terpaksa ‘ngecrek’ di jalan-jalan sekitar Kecamatan Benda. Namun demikian, upaya tersebut belum mencukupi kehidupan sehari-harinya.
“Kita ngecrek, tapi tetap belum mencukupi. Makanya kita hanya makan sehari sekali,” kata Dedi.
Oleh sebab itu, pihaknya
berharap ada uluran tangan dari para pimpinan daerah yaitu Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dan Gubernur Banten Wahidin Halim.
“Saya yakin Pak Gubernur orang baik, Pak Wali Kota juga. Makanya saya terang-terangan bilang, kami di sini butuh bantuan. Apalagi, kita semua di sini basis WH dan Arief,” tegasnya.
Bukan tak bersyukur, pihaknya mengakui bahwa sejauh ini sudah menerima bantuan dari beberapa pihak. Namun, ia berharap ada perhatian, khususnya dari wali kota dan gubernur.
“Bantuan sih ada, dari Rano Alfath, dari Turidi, dan terakhir ada dari Dinsos Kota Tangerang. Tapi warga kan harapannya Pak Gubernur mau ninjau ke lokasi, Pak Wali Kota juga. Sampai saat ini belum pernah. Cuma Wakil Wali Kota doang, Pak Sachrudin,” tukasnya. (Hmi)