PURWAKARTA – PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) yang merupakan afiliasi dari Subholding Gas Pertamina menerima kunjungan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) di SPBG Purwakarta, pada Rabu 10 Mei kemarin.
Kunjungan kerja dan diskusi Pengawasan Implementasi RUEN bertajuk Pemanfaatan Gas Bumi Sektor Industri dan Transportasi Melalui Pengembangan dan Pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG).
Kunjungan kerja ini dipimpin oleh Anggota DEN Eri Purnomohadi dan dihadiri oleh Anggota DEN lainnya yaitu Satya Widya Yudha, Agus Puji Prasetyono, Herman Darnel Ibrahim dan Yusra Khan serta Tim Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi. Hadir juga dalam kunjungan kerja tersebut Muhammad Wafid, Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Kementerian ESDM.
Anggota DEN diterima langsung oleh Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah. Hardiansyah dalam pemaparannya menjelaskan 3 program strategis untuk pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) di sektor transportasi. Yang pertama, konversi CNG untuk Truk Pertamina Group.
Yang kedua konversi CNG Sepeda Motor dan terakhir konversi CNG Kendaraan Penumpang.
“Untuk konversi CNG Sepeda Motor, saat ini kami masih dalam tahap pilot project selama 3 bulan dan akan berlangsung pada Mei – Juli,” ungkap Hardiansyah.
“Kami akan memasang 300 converter kit untuk sepeda motor milik kendaraan operasional Subholding Gas dan komunitas ojek online. Selama 3 bulan ini, kami ingin mendapatkan masukan dari pengguna motor CNG sehingga ke depan motor CNG dapat menjadi pilihan kendaraan alternative yang lebih baik,” imbuhnya.
Satya Widya Yudha menjelaskan bahwa peran BBG sangat penting. Terlebih kata dia, ketika pihaknya masih di dalam masa transisi menuju energi terbarukan. Selain itu Satya juga menjelaskan, selain kendaraan listrik kendaraan BBG bisa dijadikan alternatif pilihan kendaraan yang lebih ramah lingkungan oleh masyarakat.
“Terlebih cadangan gas bumi di Indonesia relatif masih banyak,” katanya. Selain itu, DEN juga berkomitmen untuk mendukung Gagas dan Subholding Gas untuk membantu mendorong penggunaan dan pemanfaatan BBG kepada masyarakat maupun pemerintah.
Di dalam kunjungan kerja tersebut, anggota DEN juga sempat merasakan motor BBG dan mengelilingi area SPBG. Anggota DEN menyambut positif keberadaan motor dan kendaraan BBG terlebih mengingat pasokan BBG yang berasal dari dalam negeri dan harga BBG yang jauh lebih murah dibandingkan harga BBM saat ini.
Hardiansyah juga mengungkapkan bahwa BBG hadir tidak untuk menghalangi atau bersaing dengan kendaraan listrik, tetapi BBG dapat menjadi pilihan energi alternatif yang bersih dan terjangkau bagi masyarakat.
“Kami menawarkan pilihan energi alternatif bagi masyarakat yang bersih dan terjangkau. Saat ini harga BBG untuk transportasi atau Gasku hanya di angka Rp 4.500/LSP sehingga terdapat potensi penghematan dari harga bahan bakar minimal 55% yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pengguna,” tandasnya. (Hmi)