Dinsos Berdayakan Unsur Masyarakat dalam Hadapi Bencana

    Kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana yang digelar Dinsos Kota Tangerang, Senin (5/12).

    TANGERANG – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang menggandeng unsur masyarakat dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi. Guna menyukseskan hal tersebut, Dinsos menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana, Senin (6/12).

    Kegiatan itu diikuti oleh 25 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Tangerang. Kepala Dinsos Kota Tangerang Suli Rosadi menerangkan, kegiatan yang digelar bertujuan untuk meningkatkan kapasitas anggota Tagana dalam menghadapi bencana.  

    “Dinas Sosial merupakan garis komando setiap pergerakan Tagana. Kami terus berupaya melatih mental serta meningkatkan kemampuan para anggotanya,” kata Suli, Senin (6/12). 

    Tagana tambah Suli, merupakan wadah para relawan yang berasal dari unsur masyarakat. “Tagana harus senantiasa siap sedia dan siaga dalam kesehariannya,” imbuhnya. 

    Kepala Dinsos Kota Tangerang Suli Rosadi (kanan), menjadi nara sumber pada kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana.

    Pada kegiatan yang digelar di kantor Dinsos Kota Tangerang itu, para anggota Tagana diasah kemampuannya dan diberi materi dalam hal layanan dukungan psikososial, shelter serta tanggap bencana.

    “Layanan dukungan psikososial dimaksudkan untuk menguatkan psikis dan mental para korban bencana, khususnya bagi anak-anak. Bentuk kegiatan ini berfokus untuk membawa kebahagiaan serta memastikan agar anak tetap sehat secara mental, psikologis, dan sosialnya,” terang Suli.

    Upaya yang ditempuh yaitu dengan cara melakukan terapi bermain serta mengedukasi anak. Juga memberi psikoedukasi terhadap orang tua yang menjadi faktor penting dalam pemulihan kondisi anak.

    “Sedangkan shelter merupakan istilah lain dari tempat pengungsian atau penampungan dalam kebencanaan. Penyediaan hunian sementara harus dipersiapkan sebaik mungkin dan dikelola dengan memperhatikan esensi dasar kemanusiaan,” ungkap Suli.

    Menurutnya, mempersiapkan sarana dan prasarana serta manajemen shelter yang tepat diharapkan dapat memfasilitasi serta mendukung pelaksanaan pelayanan yang baik bagi korban bencana.

    “Terakhir yaitu tanggap bencana, berarti anggota Tagana diharuskan cepat dalam bertindak. Namun setiap tindakannya harus terlebih dahulu dikoordinasikan kepada Dinsos selaku komando. Jadi jangan bertindak sendirian,” papar Suli.

    Dikatakan, Tagana diharapkan mampu menjadi agen andal. Masyarakat harus bisa merasakan kehadiran Tagana kapan pun dan di mana pun.

    “Selain cepat tanggap, Tagana harus sensitif terhadap lingkungan dan selalu hadir ditengah masyarakat. Para anggotanya diharapkan giat melaksanakan sosialisasi yang bersifat penanganan dan penanggulangan bencana,” tukas Suli. (adv)