TANGERANG – Setelah viral di media sosial Tik-tok, permainan lawas seperti lato-lato saat ini banyak digemari anak-anak hampir di semua daerah mulai dari tingkat SD maupun SMP, bahkan para milenial.
Sebenarnya, mainan lato-lato ini bukan barang baru di Indonesia. Game ini sudah ada sejak dulu, dan selalu ramai saat musimnya tiba. Permainan ini dinilai mampu melatih seseorang terkait keseimbangan, kecepatan tangan, dan teknik permainan.
Kepala SD Negeri Cipondoh 3, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Edih mengatakan, permainan lato-lato memang dapat melatih keseimbangan dan keterampilan tangan bagi anak-anak. Namun, permainan ini juga berisiko bagi orang yang memainkannya bahkan dapat merugikan orang lain.
“Setiap permainan itu ada sisi positif dan negatifnya. Kalau saya lihat, lato lato ini sedikit keuntungan tapi banyak merugikannya,” ungkap Edih, Rabu (18/1/2023).
Menurut Edih, permainan lato-lato juga dapat menimbulkan bahaya yang sangat fatal. Bahkan sempat beredar di media sosial sebuah foto hasil tangkapan layar yang menampilkan seorang anak terbaring di rumah sakit dengan kondisi mata sebelah diperban.
Oleh karena itu, lanjut Edih, pihaknya pun menyiarkan larangan bagi siswa main dan membawa lato-lato ke sekolah. Tak hanya itu, ia juga telah mewanti-wanti kepada para pedagang di dalam maupun di luar sekolah agar tidak menjual lato-lato kepada siswa.
“Saya sudah imbau waktu hari Senin pas upacara. Jadi saya rasa semua terkendali, apalagi lato-lato ini kan sudah banyak korban. Selain berbahaya berisik juga, ganggu kegiatan belajar. Saya harap semua mengerti,” tuturnya.
Senada, Kepala SD Negeri Poris Gaga 1, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, Siti Rosida Ningsih juga menilai bahwa permainan lato-lato sangat mengganggu aktifitas di sekolah. Ia menyebut permainan itu juga berbahaya bagi anak-anak.
“Selain berbahaya tentunya sangat mengganggu, karena bising. Apalagi bawa ke sekolah pada jam pelajaran. Itu sangat sangat kami larang,” katanya.
Meski begitu, Bu Ida sapaan akrabnya, tak memungkiri bahwa lato-lato memiliki sisi positif yakni bisa melatih keterampilan dan keseimbangan bagi anak-anak yang bermain.
“Memang ada baiknya, yaitu membuat anak lebih terampil, jadi antara otak kiri dan kanannya seimbang saat memainkan lato-lato. Tapi kan berisiko, saya gak mau kalau sampai ada apa-apa di sekolah karena lato-lato, jadi lebih baik kita larang,” pungkasnya.
Perlu diketahui, lato-lato merupakan mainan yang terdiri dari dua bandul bulat berbentuk bola yang dihubungkan dengan sebuah tali atau benang panjang. Meski banyak dimainkan oleh bocil, dan orang dewasa, generasi milenial juga bisa memainkan lato-lato ini.
Bola lato-lato dibilang berhasil jika kedua bola dibenturkan dengan stabil sampai membentuk sebuah lingkaran. Permainan ini bisa melatih seseorang terkait keseimbangan, kecepatan tangan, dan teknik permainan. (Hmi)