
TANGERANG (BT) – Jelang Hari Museum Nasional, para penggiat Photography dari Komunitas Taman Potret (Kotret) akan melakukan hunting bersama di Museum Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IIA Tangerang.
Bangunan bersejarah yang berdiri sejak 1877 ini menjadi saksi nyata kehidupan masyarakat kala itu. Kekejaman hukuman yang tidak manusiawi masih tergambarkan dengan jelas melalui media photo yang terpampang di dinding museum.
Museum yang baru dua tahun diresmikan oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoly yakni pada 2017 lalu itu, masih menyimpan benda-benda peninggalan Belanda di masa penjajahan. Benda bersejarah yang masih terawat dengan baik di antaranya; senapan, pedang, lonceng, dan beberapa timbangan yang sebagian masih berfungsi.
Keberadaan benda (artefak) dan dokumentasi (photo) di museum tersebut bukan dari satu wilayah saja, namun itu didapat dari beberapa Rutan (Rumah Tahanan) di wilayah Indonesia. Semisal di Rutan Sukamiskin (Bandung, Jawa Barat), Rutan Sumatera dan Nusakambangan Jawa Tengah.
“Peninggalan yang ada di museum kita ini memang bukan dari wilayah sini saja, benda-benda dan photo itu dari rutan se Indonesia yang memang dikumpulkan di museum ini,” kata Astrid Retno Yuni Winarti, Plh KPLP Klas IIA Tangerang, di Museum Pemasyarakatan Sabtu (12/10/19).
Keberadaan Museum Pemasyarakatan yang letaknya di dalam area konser ini membuatnya kurang terexspos masyarakat. Sekalipun itu masyarakat yang tinggalnya berdekatan dengan museum. Hal serupa itu dirasakan Sarip, warga Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
“Saya engga tau kalo di LP itu ada museum. Padahal rumah saya di belakang LP,” ujar Sarip, Sabtu (12/10/2019).
Sementara itu, salah satu peserta Hunting Bareng Kotret, Novia mengatakan, keberadaan Museum Pemasyarakatan ini menjadi gambaran perjuangan rakyat dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
“Kunjungan ke museum ini selain kita mendapat pengetahuan tentang sejarah, kita juga belajar menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme kita yang saat ini semakin berkurang,” tukasnya.
“Terutama generasi muda, saya berharap Kemenkumham segera mensosialisasikan museum ini dan dapat terbuka untuk umum,” pungkasnya. (Dens/Hmi)