Ketua MUI: Derasnya Teknologi Informasi Jadi Tantangan Dunia Pesantren

    Ketua MUI Kota Tangerang KH. Ahmad Baijuri Khotib

    TANGERANG – Ketua MUI Kota Tangerang Ahmad Baijuri Khotib menilai, derasnya teknologi informasi sulit dibendung sehingga patut diwaspadai oleh semua unsur pendidikan terutama di lingkungan pondok pesantren (ponpes).

    Menurut dia, peristiwa yang menewaskan seorang santri di Daarul Quran Lantaburo, Cipondoh, Kota Tangerang, baru baru ini, telah menimbulkan kepercayaan masyarakat menurun terhadap ponpes khususnya di Kota Tangerang.

    Padahal kata dia, insiden tersebut bukan sepenuhnya kesalahan pihak ponpes. Sebab, salah satu faktor lain yaitu adanya percepatan informasi sehingga konten-konten yang beredar dari internet seperti media sosial bernuansa kekerasan mempengaruhi karakter anak.

    “Saya minta masyarakat untuk tidak secara cepat menyimpulkan semuanya adalah kesalahan pesantren,” kata Baijuri, Rabu (31/8/2022).

    Meski demikian, secara pribadi dirinya sangat tidak membenarkan peristiwa tersebut. Terlebih, insiden itu terjadi di lingkungan pesantren yang sejatinya tempat para santri menimba ilmu, tempat dimana mengajarkan akhlak.

    “Karena pesantren selalu melakukan kajian-kajian mulai dari Qur’an dan hadist, keduanya itu merupakan pendidikan karakter untuk membentuk santri dengan perilaku yang baik,” jelasnya.

    Faktor lainnya, lanjut Baijuri, boleh jadi sedari awal si anak tersebut sudah bermasalah, sehingga dititipkan ke ponpes. Dan ponpes pun tak akan semudah itu untuk merubah karakternya lantaran keterbatasan tenaga pengajar dan biaya.

    “Mungkin ini cara Allah mengingatkan kami dunia pondok pesantren, dunia keulamaan, agar semakin mewaspadai efek negatif dari derasnya bahaya teknologi informasi yang tidak bisa kita bendung,” tukasnya.

    Ia mengimbau agar pihak-pihak dunia pesantren khususnya semakin ekstra menjaga anak-anak dari informasi yang tanpa disaring terlebih dahulu sehingga berdampak buruk bagi perilaku anak. (Hmi)