TANGERANG (BT) – Tanpa terasa, sebentar lagi tahun baru 2020 akan segera tiba, dan 2019 pun bakal berakhir hanya dengan hitungan hari. Namun umumnya, masyarakat di dunia menyambut antusias perayaan tahun baru tersebut, tak terkecuali di Indonesia.
Berbagai macam cara dilakukan masyarakat sambil menunggu datangnya malam pergantian tahun. Selain kembang api, perayaan tahun baru biasanya diidentikan dengan sebuah terompet. Bahkan jauh sebelumnya terompet seolah menjelma menjadi sesuatu yang wajib dalam memeriahkan momentum tersebut.
Tak ayal, para pedagang terompet selalu bermunculan di tepi-tepi jalan menjelang hari pergantian tahun. Konon pedagang musiman itu mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Namun beberapa tahun belakangan ini, para pedagang terompet mengaku kerap mengalami kerugian.
“Iya, udah jarang yang beli-beli terompet sekarang. Makanya saya ambil sepuluh doang, belom laku ini juga. Malah kembang api yang lumayan pembelinya,” kata Lutfi, pedagang terompet dan kembang api di wilayah Pasar Kebon Besar, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang, Minggu (29/12/2019).
Menurutnya, hal itu lantaran banyaknya imbauan dari para pemuka agama di negara yang mayoritas muslim ini, untuk mengajak masyarakat introspeksi diri saat momentum tersebut. Selain itu, cara pandang masyarakat pun terus bertransformasi, sehingga ada di antaranya yang menilai bahwa tahun baru tidak melulu dikaitkan dengan terompet.
“Dulu beda. Cara pandang masyarakat sekarang berubah. Sekarang mah tahun baru beli terompet dianggap hura-hura. Tahun baruan 2019 lalu juga udah kaya gini, sampai lewat tahun baruannya terompet enggak habis,” tukasnya.
Meski demikian, Lutfi mengaku tidak berkecil hati atas persoalan itu. Sebab, dirinya meyakini bahwa rejeki sudah ada yang mengatur. Terlebih saat ini, dirinya masih memiliki beberapa hari untuk menjajakan dagangannya itu sebelum memasuki tahun baru 2020.
“Mudah-mudahan laris, ini kan masih ada waktu dua hari. Rejeki mah udah ada yang ngatur, semoga aja tahun baru 2020 ini rejeki saya lebih baik dari tahun lalu,” harapnya.
Hal senada diungkapkan Seno, seorang pedagang terompet di kawasan Pasar Lama, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Menurut ia, mainan terompet yang dijualnya beberapa tahun belakangan ini semakin jarang diminati masyarakat.
“Udah sejak tiga tahun lalu omset kita terus menurun,” kata Seno. “Pedagangnya juga sepi, enggak seperti tahun-tahun lalu. Yang bikin terompet juga udah jarang,” imbuhnya. (Hmi)