Hasjantama-Djafarudin-2

    Makam Mbah Buyut Jenggot Bukan Situs Cagar Budaya? Begini Kata Tim Ahli

    Ilustrasi.

    TANGERANG – Tim Ahli Cagar Budaya Nasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menegaskan, penetapan makam Mbah Jenggot sebagai cagar budaya masih memerlukan kajian. Mengingat data dilapangan yang kurang untuk menetapkan makam tersebut menjadi lokasi cagar budaya.

    Keterangan tersebut disampaikan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional, Dr Junus Satrio Atmodjo, saat memimpin Sidang Kajian Penetapan Cagar Budaya secara daring, Kamis (23/10). 

    “Karena cagar budaya itu status hukum dan kalau bisa dibuktikan juga secara hukum maupun secara akademik. Secara akademik, memang argumentasinya kurang kuat,” kata Junus.

    Menurutnya, untuk menjadikan cagar budaya dibutuhkan kajian yang lebih dalam dan lengkap. “Jadi bukannya kami menolak, kami tunda sampai muncul data yang kuat,” Imbuhnya.

    Junus juga menerangkan, bahwa nisan dari makam Mbah Jenggot yang berlokasi di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas tidak asli.

    “Nisan-nisan di sana tidak asli. Tapi kalau kita bicara nisannya saja, nisannya ya bukan makamnya, ya tua. Hanya kalau kita harus melihat sebagai satu kesatuan keseluruhan yaitu makam dan jirahnya, kemudian nisannya, ini belum ketemu, antara tiga-tiganya. Artinya, sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) itu terbuka ya. Tetap saja sebagai ODCB, tetapi sebagai CB mungkin perlu kajian lebih lanjut,” terang Junus.

    TACB Nasional juga mempertanyakan asal-usul Makam Mbah Jenggot. Seperti yang disampaikan oleh Prof Dr Inajati Adrijanti yang menyakan keberadaan Tokoh Mbah Jenggot dan asal-usulnya. 

    “Ini pertanyaan pada Ibu-ibu dan Bapak-bapak dari Banten ya. Yang dikatakan pak Junus tadi tentu menjadi perhatian kami, karena tidak kontekstual antara yang satu dengan yang satunya lagi,” ungkap Inajati.

    “Yang membuat jirah itu, yang tadi keramik itu siapa. Mengapa dan kemudian tokoh ini sebetulnya tokoh dari mana. Apakah ada sumber lokal yang menceritakan Buyut Jenggot itu. Karena itu kan nama julukan ya bukan nama aslinya. Riwayatnya, sejarahnya secara lokal apakah sudah pernah dilakukan penelitian atas itu,” papar Inajati.   

    Sementara itu, Siti Aminah, penjaga makam Mbah Buyut Jenggot saat dimintai keterangan pada rapat itu menjelaskan, bahwa dirinya tahu makam mbah Buyut Jenggot berdasarkan “pertemuannya” dengan sosok tersebut. Dimana saat itu Mbah Buyut Jenggot memperkenalkan diri ke Siti Aminah. 

    “Saya mau menjelaskan yang sejelas sejelasnya yang sebenar benarnya. Tidak ada rekayasa apa apa. Saya dikenalkan mbah itu sudah jalan 40 tahun sampai sekarang ini dikenal bukan karena saya ngenalin. Itu yang ngenalin saya dengan cara biasa kaya orang ngomong biasa,” ujar Siti.

    “Saya dikenal disitu dikasih wasiat apapun dikasih sama wali Allah itu mbah Jenggot ya namanya. Saya ga bisa ngomong siapa-siapa karena saya dikasih nama itu sama beliau. Cara ngomong biasa kaya kita ini. Apapun saya diajak bicara sama mbah itu,” terang Siti, menceritakan asal-usul penyebutan Siti Aminah. (rls/tam)