Mapala UNIS Peduli Korban Banjir di Tangerang

    FOTO: Salah satu anggota Mapala Unis Tangerang saat mengevakuasi korban banjir

    TANGERANG (BT) – Bencana Banjir yang menimpa sebagian wilayah Tangerang memunculkan rasa empati semua unsur masyarakat. Demikian juga seluruh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Tangerang Raya.

    Mereka yang rata-rata masih bersatus mahasiswa ini mengincar lokasi terdampak banjir yang minim terjamah bantuan. Para pecinta alam tersebut terjun langsung ke lokasi bencana untuk membantu masyarakat dengan melakukan evakuasi dan pembersihan jalur-jalur pemukiman.

    Terdapat 4 organisasi pecinta alam yang ikut membantu proses evakuasi korban banjir yang di antaranya Mapala Benteng Alam (MBA) Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, Ripala Universitas Raharja, Mapolkes Banten dan Sanupala Stisnu Tangerang.

    “Kami mengincar lokasi yang tidak terjamah bantuan, seperti Pondok Bahar. Kan itu berdekatan dengan Ciledug Indah yang memang banjirnya parah. Jadi rata-rata bantuan tertuju ke Ciledug bukan Pondok Bahar, maka kita ke sana. Istilahnya kita yang membuka jalan,” ujar Enday Fayumi, anggota MBA, Kamis (2/1/2020).

    Kendati demikian, mereka tidak bergerak secara individual. Mereka juga berkoordinasi dengan sejumlah unsur penting yang ada di wilayah Tangerang. Semisal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana).

    “Kita sudah stand by sejak hari pertama banjir. Kita langsung koordinasi dengan BPBD, Tagana dan PMI. Untuk memperoleh informasi titik-titik banjir,” tuturnya.

    Ia mengatakan, pada hari pertama ada kendala yang harus dihadapinya. Perahu karet yang dimiliki organisasinya jebol dan tak dapat digunakan. “Alhamdulilah kita dapat bantuan Perahu Karet dari Faji (Federasi Arum jeram Indonesia) pusat,” ucapnya.

    M. Yunas anggota MBA menuturkan, tahun ini merupakan bencana banjir yang paling parah terjadi di Tangerang. Setidaknya ada 20 lebih titik – titik banjir yang ada di tahun ini.

    “Ini banjir terparah, banyak titik-titik banjir yang baru. Kita stand by 24 jam untuk membantu korban terdampak banjir,” jelasnya.

    Yunas memprediksi banjir akan surut dalam 3 hari kedepan. Meski demikian, Para Pecinta Alam Se-Tangerang Raya ini akan siaga sampai pada tahap pemulihan Banjir.

    “Kalau dari BMKG itu 3 hari selesai. Tapi kita siaga sampai pemulihan karena biasanya yang saat pemulihan itu kurang banyak banyak yang peduli,” katanya.

    Selain itu, mereka juga membantu korban terdampak banjir dengan memberi logistik yang dibutuhkan. Logistik tersebut diperoleh dari sumbangan para donatur.

    “Dari Mahasiswa yang turun ke jalan untuk meminta sumbangan. Kita juga berkoordinasi dengan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Biasanya yang dibutuhkna itu Beras, Pempers, obat-obatan, pembalut dan mi instan,” pungkasnya. (Hmi)