Musim Pancaroba, Masyarakat Diminta Gencar Terapkan 3M

    FOTO: Fogging yang dilakukan PMI Kota Tangerang (ist)

    TANGERANG – Masyarakat Kota Tangerang diminta untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit demam berdarah pada musim pancaroba 2021 ini.

    Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Indri Bevy mengatakan, untuk pencegahan DBD harus dilakukan langsung oleh masyarakat melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD.

    “Karena biasa penyebabnya kan nyamuk. Bagaimana agar nyamuk itu tidak berkembang biak dengan PSN DBD tadi,” ujarnya.

    PSN DBD merupakan program untuk memberantas jentik dan nyamuk. Yakni dengan cara membersikan tempat penampungan air seminggu sekali, dan menutupinya serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas.

    Selain itu juga terdapat program satu rumah satu jumantik. Jadi setiap rumah terdapat 1 orang yang menjadi pemantau jentik nyamuk. Dinkes pun kata Bevy, telah melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait hal ini ke kelurahan, puskesmas dan RT RW.

    “Itu kita pernah melatih dan itu di rumah masing masing. Kalo di rumah sismantik siswa pemantau jentik,” ujarnya.

    Sementara untuk foging, lanjut Bevy, bukan menjadi solusi memberantas penyakit ini. Foging hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara tidak pada jentiknya. Solusinya kaya 3 M plus yakni menguras, menutup, dan mengubur.

    “Solusinya ya PSN DBD itu harus digencarkan. Kalau perlu buat satgasnya karena sekarang musim hujan dan panas ini membuat nyamuk mudah berkembang biak,” tukasnya.

    Sementara diketahui, penyakit yang berasal dari nyamuk aides aigepty ini mulai menginfeksi warga Kota Tangerang seperti di Perumahan Bugel Mas Indah RW 06. Di wilayah tersebut sudah ada 7 warga yang terserang DBD.

    “Jumlah itu dari bulan februari sampai yang terakhir itu Minggu kemarin,” kata Ketua RW 06, Hendra Gunawan, Kamis (21/4/2021).

    Namun demikian, para warga yang terserang DBD itu dapat terselamatkan. Mereka pulih setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit selama seminggu.

    “Rata-rata seminggu dirawat. Alhamdulilah tidak ada yang kritis. Semuanya sudah pulih,” kata Hendra.

    Hendra menambahkan, sejak saat itu warga pun gencar melakukan pencegahan penularan DBD. Seperti dari kerja bakti membersihkan lingkungan kotor yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kemudian Foging. Namun untuk foging tidak dilakukan rutin lantaran keterbatasan anggaran.

    “Di sini juga ada kader jumantik (juru pemantau jentik) mereka rutin memantau setiap rumah terutama yang pada bak penampungan air. Karena riskan juga kalo tidak dibersihkan akan menjadi sarang jentik. Nah kan jentik ini yang jadi nyamuk,” tandasnya. (Hmi)