
TANGERANG – Meminimalisir mewabahnya penyakit Difteri, Pemkot Tangerang melaksanakan Vaksinasi Difteri secara berkala di seluruh wilayah Kota Tangerang. Kegiatan tersebut dimulai sejak Senin (11/12) lalu.
Pemberian vaksinasi Difteri, merupakan bagian dari upaya pemkot untuk mencegah penyebaran virus Difteri. Seperti disampaikan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah saat mengunjungi salah satu titik lokasi penyuntikan vaksin Difteri di SDN Sudimara IV.
“Semoga langkah preventif dengan vaksinasi ini, dapat membuat anak-anak Kota Tangerang terbebas dari virus Difteri. Sebab mencegah lebih baik dari pada mengobati,” ungkap Arief, kemarin.
Untuk itu ia mengimbau masyarakat khususnya para pelajar, agar mengikuti program vaksinasi di sekolah, posyandu, puskesmas atau rumah sakit di Kota Tangerang. “Kami menarget memberi vaksin bagi 618 ribu warga,” katanya.
Sejak Senin lalu atau 3 hari pelaksanaan vaksin, pemkot telah memberi vaksin terhadap sekitar 20 ribu anak. ” Kami meminta masyarakat, untuk lebih responsif melaporkan bila ada warga yang terkena gejala difteri,” tutur Arief.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium Diphtheriae. Penyakit ini sangat dengan mudah menular. Diantaranya melalui droplet. Yaotu partikel air kecil yang dihasilkan ketika seseorang batuk atau bersin. Penularannya tidak hanya dari si pasien saja. Namun bisa dibawa oleh anak-anak maupun otang dewasa yang tampak sehat.
Gejala awal Difteri mirip seperti penyakit flu pada umumnya. Gejala muncul secara bertahap. Mulai demam ringan dan sakit tenggorokan hingga menggigil. Biasanya disertai pembengkakan leher dan hidung. Pada penderita penyakit Difetri yang cukup parah, terbentuk membran pseudo atau lapisan tebal di belakang tenggorokan.
Lapisan ini memungkinkan menyebar dan meluas hingga saluran pernapasan. Sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan bernapas dan menelan. Bagian tubuh lain seperti hidung, laring, mata, vagina dan kulit, juga bisa terkena kondisi ini. Difteri memiliki masa inkubasi singkat. Yakni 2-5 hari. Sedangkan masa penularan penderita adalah 2-4 minggu sejak masa inkubasi. (hms/tam)