WH : Korban Gusuran Tinggal di Kuburan, Tidak Manusiawi

    Pasca dibongkarnya Kampung Mekarsari, Kecamatan Cibodas, sebagian warga menetap di area kuburan. Tampak anak-anak menjadi terlantar akibat penggusuran tersebut. ( Ist)

    TANGERANG – Sejak dibongkarnya permukiman warga RW 06, Kampung Mekar Sari, Kelurahan Panunggangan Barat, Rabu (6/12) lalu, hingga kini masyarakat korban gusuran banyak yang menetap dan tidur di kuburan. Area pemakaman tersebut, berjarak tidak jauh dari lokasi yang digusur. Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut, tinggal di pemakaman sangat tidak manusiawi.

    “Kalau penggusuran menimbulkan kesengsaraan buat masyarakat, ya tidak boleh. Apalagi akhirnya warga terpaksa tidur di kuburan. Sangat tidak manusiawi,” tutur gubernur yang akrab disapa WH ini, Minggu (10/12). Mantan Walikota Tangerang periode 2003 – 2013 ini merasa prihatin, terhadap warga yang tidur di atas area tempat pemakaman umum (TPU).

    Kondisi warga Kampung Mekar Sari yang menempati area TPU. (Ist)

    “Pemkot harus bertanggungawab. Warga harus dikanalisasi. Mesti direlokasi. Apalagi berdampak pada kesengsaraan masyarakat,” ungkap WH. Menurutnya, pemkot harus mencarikan jalan keluarnya. “Tinggal di area kuburan sudah tidak manusiawi,” tegas WH.

    Meski warga korban penggusuran tidak punya lahan, pemerintah daerah harus mempertimbangkan sisi kemanusiaannya. “Mereka enggak boleh ditelantarkan begitu saja. Pemkot harus memfasilitasi. Jadi faktor kemanusiaannya harus dipertimbangkan,” ungkap WH.

    Secara tegas WH mengimbau Walikota Tangerang Arief R Wismansyah, untuk secepatnya melakukan upaya penanganan secara sungguh–sungguh. “Jangan sampai permasalahan ini berlarut–larut,” imbuhnya. WH mengaku, telah menerjunkan tim untuk mencari kejelasan soal penggusuran lahan yang ditempati warga Panunggangan Barat. (tam)

    Sumber : tangerangpos.com