Peringati Peristiwa Lengkong ke-78, Iwan Bule Dampingi Hasyim Djojohadikusumo Tabur Bunga di TMP Taruna Tangerang

Hasyim Djojohadikusumo didampingi Mochammad Iriawan alias Iwan Bule beserta keluarga besar saat ziarah ke TMP Taruna Kota Tangerang

TANGERANG – Yayasan 25 Januari 1946 menggelar ziarah peringatan ke-78 peristiwa Lengkong yang dihadiri tokoh nasional dan keluarga keturunan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran dahsyat melawan kolonialisme Jepang.

Hadir dalam tabur bunga tersebut Adik Kandung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yakni Hashim Djojohadikusumo yang juga keponakan kandung dari 2 pahlawan nasional yang berbarengan gugur di Pertempuran Lengkong, Lettu Soebianto Djojohadikusumo dan Taruna Soejono Djojohadikusumo.

“Mereka begitu mencintai negara ini sampai mereka mengorbankan jiwa raganya, semangat pantang menyerah. Semangat ini harus kita wariskan ke generasi sekarang,” ungkap Hasyim, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna Kota Tangerang, Kamis (25/1/2024).

Ketua Yayasan 25 Januari 1946, Rani D. Sutrisno menyampaikan terima kasih atas kehadiran para tokoh nasional dan undangan lainnya. Ia berharap acara ini menjadi pengingat bagi generasi muda akan sejarah revolusi kemerdekaan Indonesia.

“Kehadiran bapak dan ibu adalah kehormatan bagi kami, karena merupakan wujud penghargaan dan ungkapan simpati yang tulus untuk mengenang jasa dan mendoakan para perwira dan taruna MA Tangerang yang gugur dalam menjaga kedaulatan NKRI,” ujarnya.

Diketahui, Pertempuran Lengkong adalah pertempuran Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melawan pasukan Jepang di Desa Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, yang terjadi pada 25 Januari 1946.

Peristiwa bermula dari Resimen IV TRI di Tangerang, yang mengelola Akademi Militer Tangerang, dengan dipimpin Mayor Daan Mogot, puluhan taruna akademi mendatangi markas Jepang di Desa Lengkong untuk melucuti senjata pasukan Jepang. Daan Mogot didampingi sejumlah perwira, antara lain Mayor Wibowo, Letnan Soetopo, dan Letnan Soebianto Djojohadikusumo.

Dalam proses pelucutan senjata yang awalnya berlangsung lancar, kemudian terjadi insiden letusan senjata dan mitraliur dari arah tersembunyi. Kemudian terjadi pertempuran yang tak seimbang, dengan banyak korban berjatuhan di pihak Indonesia, di mana 33 taruna dan 3 perwira gugur, serta 1 taruna lainnya wafat setelah sempat dirawat di rumah sakit. Perwira yang gugur adalah Daan Mogot, Letnan Soebianto, dan Letnan Soetopo. Peristiwa berdarah kini dikenal sebagai Peristiwa Pertempuran Lengkong.

Kemudian berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, dituangkan lewat Surat Telegram KSAD Nomor ST/12/2005 bertanggal 7 Januari 2005, ditetapkan sebagai Hari Bakti Taruna Akademi Militer. (Hmi)