Hasjantama-Djafarudin-2

    Resepsi Satu Abad NU Diwarnai Berbagai Lomba di Kota Tangerang

    Para tokoh PCNU Kota Tangerang dalam rangkaian peringatan satu abad NU di alun-alun Kota Tangerang

    TANGERANG – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang menggelar resepsi hari lahirnya yang genap satu abad atau seratus tahun. Acara yang berpusat di Lapangan Ahmad Yani Kota Tangerang ini berlangsung selama dua hari yakni mulai Sabtu (4/2/2023) hingga Minggu (5/2/2023).

    Pada usianya yang ke seratus ini PCNU Kota Tangerang ini mengadakan berbagai lomba di antaranya lomba Hadroh, Qosidah, lomba mewarnai, dan lomba baca kitab kuning. Kegiatan juga diisi dengan penampilan seni budaya serta diramaikan dengan Bazaar UMKM.

    Ketua PCNU Kota Tangerang KH Dedi Mahfudin menyampaikan, keberadaan Nahdlatul Ulama yang menginjak satu abad merupakan momentum seumur hidup sekali. Karenanya, resepsi satu abad ini menjadi refleksi bersama untuk membangun kekompakan dan kebersamaan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    “Memasuki abad kedua ini, saya mengajak kepada seluruh Nahdliyin, baik yang pengurus atau bukan pengurus, untuk bersama-sama hadir meramaikan resepsi satu abad,” ungkap Dedi, Sabtu (4/2/2023).

    Dedi menjelaskan, kekompakan dan kebersamaan itu harus senantiasa dijaga. Sebab kata Dedi, perubahan zaman arus modernisasi kedepan, akan ada banyak tantangan yang mengancam integrasi dan keberagaman di dalam NKRI.

    “Kita harus senantiasa menjaga kekompakan dan kebersamaan. Karena negara kita yang beragam, harmonisasi itu senantiasa dijaga dan dilestarikan,” ujarnya.

    Ia berharap, resepsi satu abad yang digelar selama dua hari ini bisa memberikan manfaat. Terutama kepada pedagang UMKM yang sempat terganggu oleh pandemi Covid 19 selama dua tahun lalu.

    “Dengan adanya Bazaar UMKM ini semoga bisa membantu ekonomi masyarakat kecil,” ucapnya.

    Perlombaan ini juga diharapkannya bisa menampilkan kemampuan diri santri kepada khalayak ramai, mengingat NU ini dikatakan Dedi, lahir dari rahim pesantren.

    “Resepsi satu abad ini momentum santri untuk membuktikan dirinya kepada masyarakat. Karena santri tidak hanya belajar di pesantren, namun juga harus bermanfaat di masyarakat kelak,” tuturnya.

    Dedi mengingatkan bahwa refleksi satu abad NU terhadap semua pengurus NU di semua tatanan. Membangun disiplin organisasi untuk khidmat kepada masyarakat dalam menebar manfaat dan menanam kebaikan untuk umat.

    “Saya berharap kepada pengurus NU agar bisa merubah disiplin berorganisasi dari pola santai tidak serius menjadi santai tapi serius, insya Allah semua program dan kegiatan organisasi akan terlaksana dengan sukses,” pungkasnya. (Hmi)