TANGERANG (BT) – Perkembangan sektor Kebudayaan dan Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten Tangerang masih ditemukan beberapa kendala.
Contohnya, selain keterbatasan SDM untuk mengembangkan, pelestarian seni dan kebudayaan tradisional di Kabupaten Tangerang minim anggaran. Sehingga, geliat seni dan kebudayaan di wilayah berjuluk Kota Seribu Industri ini kembang kempis.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dan Pariwisata Disporabudpar Kabupaten Tangerang Maftuh Hasan mengatakan, jika melihat beberapa daerah seperti Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kebudayaan dan Pariwisata ini berada dalam satu OPD. Berbeda dengan di Kabupaten Tangerang, kata dia, Kebudayaan dan Pariwisata menjadi satu OPD dengan bidang Pemuda dan Olahraga, yaitu dalam Disporbudpar. Itu pun menurutnya, terkendala dengan SDM dan anggaran.
“Jadi jangan dibandingkan dengan Tangsel. Karena di Tangsel Kebudayaan dan Pariwisata ini dalam satu dinas, dan untuk pariwisata sendiri ada lima bidang. Berbeda dengan di kita, karena organisasinya kecil (hanya dalam lingkup bidang-red), penganggarannya juga tentu berbeda,” ujarnya.
“Tetapi, kalau mau fokus mah, bidang budaya ya budaya saja, kalau pariwisata ya pariwisata saja. Jangan sampai kita sedang fokus budaya, tiba-tiba harus mengurus pariwisata,” lanjut Maftuh Hasan kepada salah satu media di Tangerang, Selasa (15/10/2019).
Pun demikian, dengan keterbatasan anggaran ini, lanjut Maftuh, pihaknya berusaha optimalkan program yang sudah berjalan. Dengan 3 orang SDM, yaitu Kabid Kebudayaan dan Pariwisata, Kasi Parisiwasa, serta Kasi Kebudayaan dibantu dengan beberapa staf yang itu pun secara kompetensi masih kurang. Sehingga tidak heran, jika kebudayaan ini seolah-olah seperti tidak diperhatikan alias pergerakannya senyap.
“Sekarang kalau bicara kebudayaan sendiri, ini kan banyak. Kalau di Tangsel misalnya, itu ada lima bidang, yang masing-masing dikepalai oleh kepala bidang. Seperti Bidang Destinasi Wisata, itu satu bidang: kedua Industri Pariwisata dipegang satu kepala bidang: ketiga pemasaran pariwisata dipegang oleh Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata: keempat Kelembagaan Pariwisata, ini dipegang satu kepala bidang: dan kelima Ekonomi Kreatif, ini juga dipegang oleh Kepala Bidang Ekonomi Kreatif. Nah, di kita ini kebudayaan dan priwisata hanya dipegang satu bidang, dibantu dua Kasi,” paparnya.
Demikian juga dalam kebudayaan, di Kota Tangsel ada beberapa bidang: mulai dari Bidang Cagar Budaya, Bidang Seni dan Budaya Tradisional, Museum dan lain sebagainya, yang semua itu, menurut Maftuh, masing-masing dipegang oleh Kepala Bidang.
“Di kita ini tidak begitu, satu bidang tetapi menangani semuanya. Jadi, yang ini belum selesai, yang lain nyusul. SDM di bidang Kebudayaan dan Pariwisata sendiri ya itu-itu saja. Satu kepala bidang, dua kasi dibantu staf,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disporbudpar Kabupaten Tangerang, Surya Wijaya juga mengakui bahwa sulitnya mengembangkan seni dan kebudayaan sendiri karena minimnya anggaran di Bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Berbeda dengan bidang lainnya, seperti bidang Olahraga dan Kepemudaan. Meskipun dirinya tidak merinci seberapa besar anggaran di bidang Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemuda dan Olahraga, namun dalam pengembangan seni budaya tersebut jauh lebih kecil.
“Sekarang, pelaku seni budaya kalau hanya sebatas kerjasama saja, mereka males. Kalau hanya sebatas kerjasama kan mestinya ada ‘feedback-nya’ minimal pembinaan. Lah ini hanya kerjasama saja? Kalau ada juga, kan tidak seberapa,” katanya. (Hmi)