Teknologi Geospasial Jadi Data Base OPD

    Teknologi geospasial yang dikembangkan di ruang Live Room di gedung Puspemkot Tangerang.

    Teknologi Geospasial
    Menjadi Base Data Semua SKPD

    TANGERANG – Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Tangerang, terus mengembangkan aplikasi Geographic Information System yaitu (GIS). Mulai tahun depan, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menggunakannya untuk basis data dinas.

    Pada anggaran Biaya tambahan (ABT) tahun ini, Kominfo telah mengusulkannya untuk mengembangkan dan membeli lisensi ArcGIS. Anggaran itu akan digunakan untuk pengembangan dan membeli lisensi.

    “Pengadaannya akan kami lelang. Sebanyak 3 perusahaan pengembang. Salah satunya adalah Environment Science and Research Institute (ESRI),” terang Sekdis Kominfo Kota Tangerang Syamsul Bahri.

    Perusahaan ini sebelumnya telah memberikan pelatihan ArcGIS kepada 30 pegawai Kominfo, Bappeda dan Dinas PU. “ArcGIS bisa dimanfaatkan untuk menghimpun data dengan menggunakan metode peta wilyah. Segala kegiatan infrastruktur, bisa dimasukan langsung dalam peta,” ungkap Syamsul.

    Ia mencontohkan pembangunan Penerangan Jalan Umum (PJU) di salah satu kelurahan sebanyak 1000 titik yang dilaksanakan tahun ini. “Setiap titik akan diinput dana dipetakan dalam base data ArcGIS. Sehingga pada tahun selanjutnya, tidak akan ada pembangunan PJU di titik yang sama.

    “Kalau ada pengajuan, maka sistem akan menolak. Jadi pola ini mengefektifkan penggunaan anggaran pembangunan infrastruktur,” jelas Syamsul. Di dalam ArcGIS, juga bisa dimuat data rinci suatu instansi. Seperti pengelola sekolah swasta.

    Secara detail, ArcGIS dapat menampilkan data kepala sekolah dan guru secara rinci. Termasuk jumlah dan nama murid. Syamsul mengklaim, data ArcGIS sangat spesifik. Bisa memuat berbagai data lengkap dengan peta wilayah. “Ke depan kami akan menyatukan data di Bappeda dengan yang ada di Dinas Pekerjaan Umum. Termasuk yang ada di dinas lain. Sehingga data bisa diintegrasikan dalam satu wadah,” papar Syamsul.

    Rencana ke depan, tidak menutup kemungkinan ArcGIS ini dipadukan dengan data yang ada di Bdan Pertanahan Nasional. Sehingga bisa mengetahui status bidang lahan termasuk pemiliknya. Investor termasuk masyarakat kata Syamsul, diuntungkan dengan aplikasi ini. Sebab ArcGIS mampu menyajikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

    Melalui data RTRW, maka dapat diketahui secara detail peruntukan bidang lokasi. Apakah diperuntukan bagi usaha, ruang terbuka hijau atau perumahan. “Jadi investor tidak salah dalam menentukan lokasi usaha,” ujar Syamsul. Bahkan ArcGIS kata Syamsul, bisa ditampilkan 3 dimensi.

    “Setiap ada perkembangan, data selalu diinput. Sehingga ArcGIS benar-benar menampilkan informasi yang valid.,” katanya. Diberitakan sebelumnya, tahun depan Kominfo akan menerapkan data dan informasi berbasis geospasial.

    Maksudnya semua informasi dari berbagai jenis data mengenai penampakan bumi. ArcGIS memiliki arti paket perangkat lunak yang terdiri dari perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG).

    Melalui ArcGIS, informasi bisa ditampilkan kepada publik dengan basis peta geograpi. Teknologi ini mampu mengelola data base yang sangat besar. Bahkan hingga 256 terabite. (hdj)