Tiga Balon Wali Kota Tangsel Diuji Melalui Diskusi

    FOTO: Suasana saat diskusi

    TANGSEL (BT) – Diskusi bertajuk “Tangsel Bicara ke-3 Edisi Khusus Memperingati Hari Sumpah Pemuda” diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Tangerang Selatan, Senin (28/10/2019).

    Kegiatan yang mengupas tentang peran milenial jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan ini menghadirkan 3 bakal calon (balon) Wali Kota Tangsel Fahd Pahdepie, Suhendar, dan Aldrin Ramadian.

    Ketiga balon Wali Kota Tangsel ini diuji gagasan dan wawasannya oleh beberapa panelis di antaranya Djaka Badranaya seorang akademisi, Athari Fahrhani Ketua Permahi Tangerang Raya, Chavcay Saefullah seorang budayawan, Ahmad Jumaedi Ketua SMSI Tangsel, dan perwakilan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Tangsel Asep Solahudin.

    Ketiga Bacalon ini dihujani pertanyaan oleh para panelis, mengupas gagasan dan wawasan para balon terkait peran kaum milenial di Kota Tangsel. Sebab diketahui, jumlah pemilih milineal pada Pilkada 2020 mendatang diprediksi mencapai 60 persen bahkan lebih.

    Tak hanya itu, beberapa panelis pun juga menyinggung soal pertumbuhan Kota Tangsel yang disebut Auto Pilot. Pada kesempatan itu, Djaka Badranaya menanyakan bagaimana ketiga balon tersebut menyelesaikan persoalan ketimpangan yang masih ada.

    Di samping itu, wilayah Tangsel berkembang akibat adanya pembangunan besar dari beberapa perusahaan pengembang besar. Sementara dilain sisi, masih terdapat sejumlah wilayah yang tertinggal.

    Pertanyaan juga dilontarkan Athari Fahrhani, tentang bagaimana kemampuan tiga balon tersebut menempatkan ilmu, teknologi, dan hukum, menjadi landasan dan pembangunan untuk mewujudkan SDM pemuda yang berkualitas. Sedangkan Ahmad Jumaedi mewakili insan pers menanyakan soal kebijakan yang akan dilakukan untuk pemuda, jika nantinya menjadi wali kota.

    Menanggapi pertanyaan itu, Suhendar mengaku akan membangun kebijakan anggaran yang pro pemuda. Ia akan membuka akses seluas-luasnya untuk pemuda agar dapat terlibat langsung dalam pembangunan di Tangsel ke depannya.

    “Tentu kami sudah memiliki program pembangunan kepemudaan. Dimana dalam program ini kami berupaya bagaimana integrasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Tangsel memiliki tanggung jawab yang sama terhadap pemuda,” ucapnya.

    Sehingga, lanjut ia, pembangunan pemuda di Tangsel ini tidak hanya menjadi tugas satu OPD saja. “Tapi nanti akan kami dorong kebijakan anggaran dimana tanggung jawab pembangunan pemuda menjadi tanggung jawab lintas OPD,” ujarnya.

    Sementara Aldrin pada kesempatan yang sama mengaku bahwa dirinya sudah memikirkan tentang pembangunan pemuda tersebut. Dimana Aldrin akan memakai gaya menyerap aspirasi para pemuda di Tangsel.

    “Jadi saya akan lebih banyak menyerap dan mendengar ide segar dan gagasan anak-anak muda Tangsel. Karena kalau kita yang menawarkan gagasan dan ide belum tentu cocok dengan mereka,” terangnya.

    “Sehingga kami akan lebih banyak mendengar. Dari gagasan dan ide mereka lah kami akan menyusun program-program kepemudaan. Sehingga kerjasama antara pemerintah dengan pemuda akan berjalan seimbang dengan baik,” imbuhnya.

    Di lokasi yang sama, Fahd mengaku bahwa dirinya telah menyusun 18 program jika nanti diamanahkan menjadi wali kota. Beberapa diantaranya ialah program terkait pembangunan pemuda di Kota Tangsel yang diketahui memiliki populasi lebih besar.

    “Seperti program muda berdaya. Dimana dalam program ini saya akan membuat pendidikan tambahan bagi pemuda yang memiliki keahlian khusus. Sehingga kita tidak lagi berbicara menciptakan kelompok muda yang hanya memiliki jiwa wirausaha, tetapi juga memiliki kemampuan berdaya saing,” tuturnya.

    “Artinya kami akan menciptakan program kepemudaan agar menjadi pemuda yang memiliki daya saing yang kiat. Dengan kebijakan anggaran inilah kita susun program Muda Berdaya,” tandasnya. (Hmi)