TANGERANG (BT) – Pengarusutamaan Gender (PUG) menjadi topik utama dalam seminar bertajuk “Kolaborasi dan Inovasi: Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Dalam Pembangunan di Kota Tangerang” yang diselenggarakan STISIP Yuppentek, Kota Tangerang, Senin (28/10/2019) malam.
Seminar yang dikemas dalam diskusi di Aula Widyaloka STISIP Yuppentek, Cikokol, Kota Tangerang ini diikuti ratusan mahasiswa di kampus tersebut. Adapun salah satu pengisi materi dalam seminar tersebut yaitu Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Tangerang Aini Suci Wismansyah.
Dalam sesi materinya, Aini memaparkan terkait peran PKK dalam pembangunan. Ia juga menguraikan program-program PKK dalam upaya mewujudkan Kota Tangerang yang berakhlaqul karimah. Tema dalam materi yang disampaikannya adalah tentang Perempuan dan Pembangunan.
“Kami memiliki 10 program pokok PKK yang menunjang pembangunan Kota Tangerang,” kata Aini, Senin (28/10/2019). “PKK menjadi wadah perempuan yang penting untuk pembangunan. Di sini kami beri pelatihan dan pembinaan kepada para ibu. Misalnya tentang cara mengelola pembuangan sampah,” ujarnya menambahkan.
Dalam seminar yang juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Heryanto, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan DP3AP2KB Neneng Eli, menjadi sebuah kolaborasi untuk mewujudkan paham pengarusutamaan gender di Kota Tangerang.
Ketua STISIP Yuppentek Bambang Kurniawan menjelaskan, seminar pengarusutamaan gender ini dilakukan atas inisiatif pihaknya untuk dapat berkolaborasi dengan pemerintah sesuai dengan amanah undang-undang.
“Kita mengusulkan kepada Kota Tangerang terutama di DP3AP2KB membuat semacam kolaborasi untuk mewujudkan paham pengarusutamaan gender,” ungkap Bambang kepada Beritatangerang.id, usai kegiatan.
Menurut ia, mewujudkan kesetaraan gender ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah saja, serta juga terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Namun, kata Bambang, perlu dilakukan secara terencana dan melibatkan banyak pihak, serta berkelanjutan. Oleh karenanya, perlu ada peran kolaborasi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembangunan di Kota Tangerang yang berkeadilan gender secara optimal.
“Dan memang amanat undang-undang termasuk juga perda menyebutkan tentang pengarusutamaan gender itu mengamanatkan untuk membentuk wadah, dimana dalam wadah tersebut terdiri dari berbagai unsur di antaranya adalah pers, terus juga kampus,” jelas Bambang.
Kegiatan tersebut, diharapkan Bambang, dapat meningkatkan pengetahuan para peserta seminar tentang konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan serta konsep perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindakan kekerasan.
“Kami ingin mahasiswa kami lebih memahami tentang pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan. Kami juga ingin terbentuknya sebuah lembaga kolaborasi pengarusutamaan gender dari lintas pelaku, yang di dalamnya terdiri dari unsur pemerintah, pers, mahasiswa, dan ormas,” tandasnya.
Diketahui, salah satu tujuan dalam seminar ini adalah terpetakannya rumusan desain kolaborasi antara Pemkot Tangerang dan Perguruan Tinggi untuk mendorong pembangunan berkeadialan gender yang berkelanjutan.
Kegiatan juga bertujuan untuk menginisiasi sinergitas pembangunan antara Pemda dan Perguruan Tinggi melalui kerjasama dalam bentuk pendidikan, penelitian/kajian dan pengabdian kepada masyarakat. (Hmi/Dens)