
CIPONDOH – Pada awal Oktober lalu, Kelurahan Cipondoh Makmur menerima penghargaan juara pertama Lomba Kelurahan Cepat Berkembang se-Provinsi Banten. Prestasi yang telah diraih tersebut, tidak lepas dari hasil kerja keras dan kerjasama antar pegawai di lingkungan Kecamatan Cipondoh.
“Jangan sampai setelah dapat piala, justru semangat kerjanya menurun. Piala ini harus tetap menjadi motivasi yang lebih untuk memacu prestasi,” kata Wakil Walikota Tangerang Sachrudin, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, penghargaan Kelurahan Cepat Berkembang diraih dengan instrumen penilaian dan evaluasi. Di antaranya kinerja pemerintahan, penggunaan teknologi informasi, tanggap bencana, inovasi, partisipasi masyarakat, investasi, pendidikan dan kesehatan.
“Ini merupakan pengulangan penghargaan serupa yang pernah diraih 2016 lalu,” kata Sachrudin. Melalui diraihnya penghargaan tersebut, diharapkan perencanaan dan pencapaian pembangunan di Kota Tangerang dapat semakin meningkat. Sehingga berdampak baik bagi pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
“Tingkatkan kinerja kita semua, untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam pembangunan Kota demi kebaikan masyarakat Kota Tangerang,” tutur Sachrudin.
Ia juga berharap, terpilihnya Cipondoh Makmur sebagai salah satu wilayah terbaik, mampu menimbulkan motivasi bagi kelurahan lain di Kota Tangerang. Sehingga mampu menuju kondisi kelurahan yang menjadi lebih baik lagi.
Sementara itu Camat Cipondoh Kiki Wibhawa menjelaskan, jajarannya terus melakukan pembinaan-pembinaan di semua wilayah kerjanya. Meliputi eksternal maupun internal kelurahan.
“Organisasi berbasis kemasyarakatan juga terus dibangun. Supaya masyarakat bisa menjadi mitra pemerintah, sekaligus penggiat program-program yang digagas oleh Pemkot Tangerang,” ungkap Kiki.
Terkait penilaian lomba Kiki menerangkan, poin-poin yang menjadi perhatian tim juri adalah sarana prasarana, akuntabilitas dan administrasi. Juga terkai kinerja, inisiatif serta kreativitas. “Ketersediaan sistem tekhnologi informasi, perangkat komputer dan pelestarian adat dan budaya juga menjadi kriteria penilaian,” pungkas Kiki. (ads)