TANGERANG – Wakil Walikota Tangerang H Sachrudin berharap, manasik haji bertujuan untuk menanamkan ketaqwaan dan keimanan kepada anak-anak sejak dini. Harapan tersebut ia sampaikan, pada kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Manasik Haji yang digelar Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) se-Kota Tangerang, Sabtu (6/10), di Masjid Raya Al Azhom.
“Manasik ini sebagai pembelajaran bagi anak-anak kita, untuk menanamkan iman dan taqwa dalam diri sejak dari kecil,” kata Sachrudin. Ia berpesan kepada para orangtua, untuk memperhatikan pendidikan anak. Salah satunya dengan mengikuti manasik haji. Sehingga anak mengetahui rukun islam yang diajarkan.
Wakil Wali Kota H. Sachrudin yang hadir, membuka acara secara simbolis dengan penabuhan bedug. Dalam sambutannya Sachrudin mengatakan manasik ini bertujuan untuk menanamkan ketaqwaan dan keimanan kepada anak-anak sejak dini.
Sachrudin juga berpesan kepada orang tua untuk memperhartikan pendidikan anak termasuk dengan mengikuti manasik haji, sehingga anak mengetahui rukun islam yang diajarkan.
Ia menilai, pelatihan dan pendidikan manasik haji sangat bermanfaat bukan hanya untuk peserta didik saja. Namun juga untuk guru dan orang tua. Karenanya kegiatan ini harus terus dilakukan. Sehingga karakter anak bisa terbentuk.
“Anak-anak kita harus bisa jadi contoh buat anak yang lain. Buat para orangtua, jangan sampai anak kita kena pengaruh negatif. Semoga setelah kegiatan ini, orangtua murid bisa naik haji,” doa Sachrudin.
Sementara itu Ketua IGRA Kota Tangerang Ninin Nuraini Shodiq mengatakan, melalui manasik haji ini diharapkan mampu melahirkan generasi penerus Kota Tangerang yang bisa menjadi tumpuan bangsa dan agama.
“Sesuai tema kegiatan ini, yaitu menanamkan rasa keimanan dan ketaqwaan sejak dini menuju generasi Islami yang Berakhlakul Karimah”, ungkap Ninin. Menurutnya, muridcIGRA Kota Tangerang tak hanya sabar. Tapi juga kuat jasmani dan rohaninya.
“Saat besar nanti, mereka memiliki motivasi untuk menunaikan ibadah haji ke Kota Mekkah,” tukasnya. Untuk diketahui, kegiatan manasik haji IGRA diawali peragaan wukuf, melontar jumroh, thawaf, sa’i dan tahallul.
Dalam pelatihan tersebut, anak-anak hanya didampingi oleh guru pendamping, tanpa orang tuanya. Wali murid tidak diperbolehkan memasuki area manasik, guna menciptakan kekhusyuan dan membangun kemandirian anak-anak. (hms/tam)