
TANGERANG – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI, menunjuk Kota Tangerang menjadi Pilot Project Gerakan Reformashe. Gerakan Reformashe adalah gerakan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan berbasis lingkungan, untuk menciptakan budaya bersih dan sehat yang dimulai dari keluarga.
Wakil Walikota Tangerang Sachrudin mengatakan, Gerakan Pola Hudup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah lama dilakukan masyarakat Kota Tangerang, merupakan awal dari banyaknya gerakan terkait lingkungan yang mulai dirasakan manfaatnya.
Kemudian kaum perempuan mengambil peran penting dalam perubahan budaya yang menuju kebaikan di lingkungan keluarga. “Perubahan yang terkecil itu dimulai dari keluarga. Makanya peranan ibu begitu besar. Mulai dari kesehatan dan kebersihan, semua harus dibudidayakan dari keluarga,” kata Sachrudin, Jumat (2/11), di hadapan para tamu undangan dan warga Kampung Hijau, Jalan Rusa Raya RW 09, Cibodas Baru, Kecamatan Cibodas.
Sachrudin menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Reformashe yang dicanangkan KPPPA. Sebab sasaran yang dituju adalah untuk membawa perubahan di lingkungan keluarga ke arah yang lebih baik.
“Kami dukung apa yang dilakukan KPPPA. Pemkot dan seluruh lapisan masyarakat, akan terus melakukan perbaikan dan pembinaan. Semoga semangat membudayakan lingkungan yang ramah anak, perempuan dan disabilitas, dapat membawa Kota Tangerang menjadi semakin sejahtera,” harap Sachrudin.
Terpilihnya Kota Tangerang dalam Gerakan Reformashe, dikarenakan masyarakat dan program pemerintah kota yang begitu memperhatikan masalah perempuan dan anak. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pribudiarta Nur Sitepu.
“Komitmen politik dari pimpinan Kota Tangerang sangat baik. Sudah jadi Kota Layak Anak dan Kota Ramah Perempuan pula. Makanya kami dorong dan inisiasi gerakan yang sifatnya tematik dan adaptif, sesuai kondisi wilayah disini,” tutur Pribudiarta.
Terlebih Kota Tangerang telah mendapat Penghargaan Parahita Ekapraya Kategori Utama. Menurutnya, sudah sepatutnya jadi contoh. Pribudiarta berharap, terpenuhinya berbagai variabel dari Kota Tangerang untuk Gerakan Reformashe, akan semakin masifnya gerakan-gerakan yang diinisiasi perempuan. Baik di masyarakat maupun pemerintahan.
“Dampaknya sudah harus terlihat secara nyata. Setelah pencanangan ini, kami dari pemerintah pusat dan kementerian mendorong agar ada inovasi yang bentuknya tematik. Seperti kota yang ramah disabilitas dan kota yang anti terhadap pornografi,” paparnya.
Selanjutnya tugas KPPPA tambah Pribudiarta, akan memberikan pembinaan dan reword. Ia berharap, Kota Tangerang bisa jadi mentor untuk daerah lain. Untuk diketahui, terdapat tiga kota/kabupaten yang menjadi wilayah pencanangan Gerakan Reformashe. Diantaranya Kota Tangerang, Pandeglang dan Bogor. Sedangkan empat wilayah di Kota Tangerang yang terpilih masing-masing Cibodas Baru, Cimone, Cimone Baru dan Neglasari. (hms)