KWT Tangga Asem di Neglasari Jadi Area Serba Guna

    Camat Neglasari Tubagus Sanny Soniawan (tengah), saat melakukan panen sayuran di KWT Tangga Asem beberapa waktu lalu.

    NEGLASARI – Lokasi kegiatan bercocok tanam Kelompok Wanita Tani (KWT) Tangga Asem yang berada di RW 05, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, bakal menjadi tempat serba guna.

    Pasalnya, selain menjadi lahan bercocok tanam, tempat itu juga sudah ditetapkan menjadi destinasi lokal bagi warga wilayah kelurahan setempat. Termasuk menjadi tempat berkumpulnya warga.

    Hal tersebut disampaikan Camat Neglasari, Tubagus Sanny Soniawan. Menurutnya, selain dijadikan area berkebun, di KWT Tangga Asem kini telah berdiri posyandu yang dibuat dari kotak kontainer.

    Sekcam Neglasari Edih Yos (dua kanan), sedang memonitoring pembuatan pagar yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.

    “Didalamnya sudah dilengkapi pendingin ruangan. Termasuk sudah dibuatkan sumur  pompa untuk keperluan air bersih,” ujar Sanny, Jumat (20/11). Saat ini tambah Sanny, di lokasi KWT Tangga Asem juga sedang dibuat area senam yang dibangun dari material paving blok.

    “Sebelumnya secara swadaya, warga telah membuat jalan setapak dari material yang sama menuju area KWT itu,” ungkap Sanny. Dikatakan, bila progres pembanguinan KWT Tangga Asem kini sudah mencapai 80 persen. Ke depan, warga setempat dapat melaksanakan berbagai kegiatan di lokasi itu.

    “Masyarakat bisa menggelar rapat, sosialisasi, pelatihan dan berbagai macam kegiatan lainnya. Jadi tidak perlu lagi bingung mencari lokasi untuk sekedar bersilaturahmi atau melaksanakan suatu kegiatan,” tuturnya.  

    Bahkan tambah Sanny, KWT Tangga Asem bakal menjadi destinasi lokal warga sekitar. Artinya tempat ini bakal dipoles menjadi tempat yang indah dan menyenangkan. “Sehingga warga tidak perlu lagi mencari tempat berekreasi yang letaknya cukup jauh,” katanya.

    Sementara itu Sekretaris Kecamatan Neglasari, Edih Yos menerangkan, KWT Tangga Asem baru dibangun sejak September lalu. Dari kegiatan bercocok tanam tersebut, warga sudah bisa melakukan dua kali panen.

    Lokasi KWT Tangga Asem yang terletak di bantaran Sungai Cisadane.

    “Mereka menanam berbagai jenis tanaman sayuran. Seperti Kangkung, cesim, kacang panjang, pakcoy, tomat dan sebagainya. Kebetulan jarak tanam hingga panen jenis tanaman sayuran ini hanya butuh waktu sekitar 25 hari saja,” terangnya.  

    Secara swadaya tambah Edih, para penggarap kini telah melakukan pembibitan mandiri di lokasi bercocok tanam seluas sekitar 1000 meter persegi itu. “Kalau ada kekurangan, kami tetap memberi bantuan bibit untuik mereka,” jelas Edih.

    Meski hasil panen yang didapat belum mencukupi untuk dijual ke pasar, namun setidaknya bisa dikonsumsi oleh warga penggarap. “Sementara hasil panennya masih dibagi-bagikan buat para penggarap,” ujarnya.

    Setiap pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 16.00 WIB, para anggota KWT melaksankaan penyiraman tanaman yang mereka tanam. Anggota KWT ini terdiri dari tujuh orang perempuan dan tiga orang laki-laki.

    “Kegiatan positif ini setidaknya bisa dirasakan manfaatnya oleh anggota. Terlebih dimasa pandemi Covid-19 ini. Para penggarap bisa mengisi waktu luang dengan bercocok tanam yang hasilnya bisa mereka konsumsi buat keluarga,” jelas Edih.

    Selain itu, kegiatan yang dilakukan KWT Tangga Asem tentunya sangat berguna buat lingkungan. Karena mampu melahirkan lingkungan yang hijau dan asri. “Bahkan masyarakat sekitar bisa memanfaatkannya buat ajang berrekreasi,” tukas Edih. (ads)