Minimalisir Korban Bencana, BPBD Edukasi Murid SD

    Kepala UPT BPBD Ciledug Ade Juharto (tengah), saat memberikan edukasi terhadap murid SDN Karang Tegah 12 beberapa waktu lalu.

    TANGERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di 4 wilayah, melaksanakan giat edukasi bagi murid sekolah dasar (SD).

    Kurangnya pengetahuan ditambah usianya yang masih sangat dini, menyebabkan anak-anak kerap menjadi korban saat terjadinya musibah. Baik itu  kebakaran, gempa bumi dan sebagainya. Untuk menghindari hal tersebut,

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tangerang Irman Puja Hendra menjelaskan, maksud edukasi tersebut adalah untuk memberikan wawasan bagi siswa SD. Supaya mereka mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

    “Minimal mereka mengerti apa yang harus dikerjakan saat ada bencana. Salah satu langkah mudah yaitu dengan memberitahukan kejadian tersebut kepada orangtua atau orang yang lebih dewasa. Sehingga diharapkan dapat meminimalisir bencana dan jatuhnya korban jiwa,” terang Irman.

    Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Ciledug Ade Juharto menjelaskan, penyuluhan penanganan bencana kebakaran ke siswa-siswi SD bertujuan untuk menambah pengetahuan. Disamping itu, duharapkan mereka tidak merasa ketakutan dan paham apa yang harus dilakukan saat musibah terjadi.

    Siswa-siswi SDN 12 Karang Tengah, yang mengikuti edukasi penanganan bencana.

    “Kami memperkenalkan kepada mereka, cara menggunakan alat pemadan api ringan (APAR). Termasuk memadamkan api dengan cara tradisional. Yaitu menggunakan karung goni basah,” tuturnya.  

    Selain itu tambah Ade, pada edukasi itu pihaknya juga membenamkan kekuatan mental kepada anak-anak. Siapaya mereka tidak panik saat menghadapi musibah kebakaran atau gempa bumi.  

    “Saat ini, banyak terdapat Gedung-gedung sekolah dasar bertingkat. Untuk itu, kami memberitahukan cara yang mesti dilakukan saat terjadi gempa bumi. Diantaranya berlindung dengan cara menempelkan tubuh ke tembok. Sambil memegangi kepala dan tengkuk,” jelas Ade.

    Langkah lain yaitu dengan berlari keluar sambil mengangkat benda untuk melindungi kepala. Misal membawa bangku untuk berlindung. “Kami juga mengarahkan jalur evakuasi. Termasuk titik kumpul saat bencana terjadi,” ungkap Ade.

    Dikatakan, pihaknya sering diminta sekolah Adiwiyata untuk melaksanakan edukasi bencana. “Saat ini kami masih fokus memberi wawasan bagi siswa SD. Namun ke depan, kami juga akan menyasar murid SMP dan SMA,” ujar Ade.

    Ada dua mekanisme sebelum pihaknya melaksanakan edukasi ke sekolah. Pertama menyurati sekolah untuk melaksanakan penyuluhan. “Kedua pihak sekolah yang melayangkan surat mengundang kami,” imbuhnya.

    Dalam banyak kesempatan menurut Ade, pihaknya juga sering disambangi murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). “Kepada mereka, kami juga memberikan edukasi cara mengantisipasi bencana. Hal yang ringan yaitu dengan cara mengarahkan untuk tidak bermain api,” tambah Ade.

    Pihaknya juga mengajarkan murid, tentang cara menggunakan selang pemadam. Termasuk mengajak siswa berputar-putar dengan menumpangi mobil pemadam kebakaran. “Tujuannya supaya mereka berani dan tidak lagi panik saat musibah terjadi,” katanya.

    Ia berharap dengan edukasi yang dilakukan, para murid bisa bertindak tepat saat terjadi musibah. Baik di sekolah maupun di rumah. “Tujuannya untuk meminimalisir bencana dan korban jiwa. Setidaknya apabila ada bencana, bisa dilakukan penangannan dini. Supaya musibah tidak meluas. Sambil meminta bantuan pertolongan ke pihak lain. Termasuk ke BPBD,” tandas Ade. (ads)