TANGERANG – PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang mengadakan pertemuan bersama perusahaan mitra swasta dalam menyikapi kondisi air baku Sungai Cisadane dimusim kemarau yang masih terus berlangsung dan rencana hujan buatan.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor PDAM TKR Kabupaten Tangerang, Jl Kisamaun Nomor 204 Kota Tangerang. Kamis (3/10).
Direktur Utama PDAM TKR Kabupaten Tangerang H Rusdy Machmud menyampaikan, saat ini pihaknya dan perusahaan swasta yang mengelola air bersih dari sumber air baku Sungai Cisadane Tangerang sangat khawatir dengan kelangsungan produksi dan pelayanan air bersih.
“Sungai Cisadane merupakan satu-satunya sumber air baku bagi pengelola air besih di Kabupaten Tangerang. Kalau kemarau berkepenjangan, dipastikan akan menggangu pelayanan air bersih. Sebab bisa saja volume air akan terus menurun,” kata Rusdy.
Ia mengakui, bila kondisi air Sungai Cisadane saat ini masih naik-turun. Penurunan itu terdeteksi dari turunnya tinggi permukaan air. Turunnya debit air Sungai Cisadane bisa dilihat dari Bendung Pasar Baru atau Pintu Air 10. Namun saat ini kondisi masih normal.
Rusdy Machmud yang juga menjabat Ketua Persatuan Perusahaan Air Munum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Provinsi Banten melanjutkan, untuk itu pihaknya tengah mencari rumusan menyikapi kondisi air Sungai Cisadane. Supaya tidak menggangu pelayanan air bersih warga Tangerang.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati untuk melakukan hujan buatan. Bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta. Dalam hal ini Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan BPPT terkait dengan hujan buatan di wilayah Tangerang. Hujan buatan ini pastinya akan membantu mengatasi kemarau Panjang. BPPT akan melakukan kajian terlebih dahulu sebelum dilaksanakan hujan buatan,” terang Rusdy.
Ia menambahkan, pelaksanaan hujan buatan dikoordinir oleh PD Perpamsi Banten dan segera akan bersurat untuk tindak lanjutnya. “Perpamsi akan segera berkoordinasi dengan BPPT dengan menggunakan Kapur Tohor aktif (CaO) sebagai bahan semai untuk meningkatkan efektivitas teknologi modifikasi cuaca (TMC). Saat ini dikenal dengan hujan buatan.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid mengatakan, sangat mendukung rencana penerapan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan. “Sebab ini merupakan langkah Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui PDAM TKR dalam mengantisipasi kekurangan bahan baku air bersih,” kata Maesyal.
Selain itu, hujan buatan juga bertujuan membantu petani akan ketersedian air di lahan pertanian. Karena saat ini sumber bahan baku air di Sungai Cisadane debitnya naik-turun. “Area persawahan di Tangerang banyak bergantung air Sungai Cisadane,” kata pejabat yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang
Ia menjelaskan terkait instalasi dan layanan, bahwa jumlah IPA yang dimiliki PDAM TKR saat ini adalah 11 IPA. Dengan kapasitas produksi sebesar 4.787,5 liter perdetik (L/D). Kapasitas produksi sebesar itu dipakai untuk melayani pelanggan sebesar 145.738 SL Domestik (Desember 2018) dan 7 SL Air Curah.
Bila di equivalenkan, maka jumlah sl PDAM TKR saat ini sebesar 490.701 sl. “Sampai saat ini PDAM TKR melayani 3 daerah pelayanan kota/kabupaten. Yakni Kabupaten Tangerang; Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan,” tutur Maesyal.
Dari 145.738 sl atau 54 persen, berada di Kota Tangerang. Sebanyak 38 persen berada di Kabupaten Tangerang, dan sisanya 8 persen berada di Kota Tangsel. “Sedangkan Cakupan Layanan untuk Kabupaten Tangerang saat ini baru mencapai 32,40 persen dari 3,7 juta jumlah penduduk Kabupaten Tangerang,” tukas Maesyal. (ads)