Selamat Hari AIDS Sedunia, Jauhi Virusnya Bukan Orangnya

    FOTO: Ilustrasi Hari AIDS Sedunia (istimewa)

    BERITATANGERANG – Setiap 1 Desember, dunia mengajak semua manusia untuk melawan penularan virus mematikan HIV AIDS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi alarm bahwa epidemi HIV belum berakhir, justru terus meluas hingga jutaan orang secara global.

    Dalam laman WHO, disebutkan sedikitnya ada 1,9 juta orang yang hidup dengan HIV di wilayah Pasifik Barat seperti Amerika, Filipina, Australia, Inggris, dan Belanda. Meskipun infeksi HIV AIDS tidak dapat disembuhkan, penyakit itu dapat dicegah dan diobati.

    Beberapa kemajuan telah dicapai. Seperti target kurang dari 24 ribu kasus infeksi HIV baru, kurang dari 15 ribu kematian terkait AIDS dan nol infeksi baru para anak-anak di Pasifik Barat.

    Orang-orang mungkin tidak menyadari risiko, kurang pengetahuan, dan tak tahu bagaimana penularannya. Tak hanya itu, sebagian Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) mungkin mengalami stigma dan diskriminasi yang menghambat mereka mengakses layanan kesehatan.

    Tahun ini, tema global dari Hari AIDS Sedunia adalah ‘Komunitas membuat perbedaan’ dengan menekankan bahwa semua adalah anggota komunitas dan semuanya bisa memperoleh dukungan dari komunitas tersebut. Banyak kemajuan yang telah dicapai dalam menanggulangi epidemi HIV berkat kerja keras masyarakat.

    Para aktivis juga telah mengadvokasi akses yang lebih baik sebagai bagian dari intervensi pencegahan, termasuk informasi yang akurat tentang kesehatan hingga kontrasepsi. ODHA kini juga semakin mudah HIV untuk mengakses pengobatan.

    HIV AIDS di Indonesia

    Di Indonesia, dalam keterangan tertulis Yayasan AIDS Indonesia, penyebaran HIV dan AIDS di Indonesia telah berlangsung selama 32 tahun. Kementerian Kesehatan melaporkan situasi masalah HIV & AIDS di Indonesia terus meningkat.

    Jumlah kumulatif dari 1987 sampai dengan Juni 2019 kasus HIV sebanyak 349.882 orang (60,7 persen) dari jumlah estimasi. AIDS sebanyak 117.064 orang, kasus tertinggi pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 71,1 persen.

    Indonesia berkomitmen pada 2030 program 3 Zero: Zero New HIV Infections, Zero Discrimination, and Zero AIDS-Related Deathsdapat tercapai. Artinya tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA, tidak ada lagi kematian karena AIDS.

    Yayasan AIDS Indonesia sejak awal berdiri tahun 1993 telah berperan serta membantu program penanggulangan HIV & AIDS dengan memberikan layanan preventif. Sebab pencegahan merupakan langkah penting untuk mengakhiri epidemi ini.

    Sampai saat ini, Yayasan AIDS Indonesia telah menyuluh lebih dari 250 ribu orang dari berbagai elemen. Serta melatih sebanyak 1007 relawan dari berbagai latar belakang profesi yang berperan penting sebagai tenaga penyuluh.

    Peringatan Hari AIDS Sedunia merupakan momentum meningkatkan lagi kepedulian masyarakat terhadap bahaya HIV & AIDS yang berdampak bagi kesehatan. Dengan kampanye ‘Kamu Tahu Kamu Berbagi’ serta tagar #IndonesiaSadar untuk kampanye di media sosial @yaids menjadi semangat kolaborasi dan kepedulian untuk dapat bersama-sama mengakhiri epidemi HIV & AIDS. Masyarakat diminta mereduksi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV positif dan isu HIV itu sendiri. (Jp/Red)