TANGERANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Liza Puspadewi angkat bicara terkait meninggalnya Joko Susanto (32), diduga setelah menjalani vaksin Covid-19 di Puskesmas Kunciran Baru, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
Menurut Liza, pihaknya akan mengumpulkan data sebelum atau sesudah vaksin yang dilakukan Joko Susanto. Jawaban penyebab kematian warga Kelurahan Kunciran Jaya itu pun akan disampaikan secepatnya.
“Rencananya hal ini akan dibahas Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Pokja KIPI) pada Sabtu 26 Juni 2021 mendatang,” ujar Liza, Kamis (24/6/2021).
Saat ini sudah 251 ribu warga Kota Tangerang yang menjalani vaksin. Risiko sekecil apapun kata Liza, akan menjadi pembahasan bersama Pokja KIPI.
“Efek sekecil apapun akan kita bahas. Seperti tempo hari ada warga yang divaksin di mini ICU, mengeluhkan pusing, itu kita bahas apa sebabnya,” terang Liza.
Selama proses vaksinasi terhadap 251 ribu warga di Kota Tangerang, Liza menyebut belum ada yang meninggal. Kalaupun ada, bukan disebabkan vaksin. Namun coincidence yang artinya meninggal lantaran memiliki penyakit dan kebetulan meninggal setelah divaksin.
“Kalo coincidence itu artinya dia sudah punya penyakit. Itu kan hasil kajian dari Pokja,” katanya.
Terkait dengan tensi darah, Liza melanjutkan, masyarakat awam dapat divaksin dengan maksimal di angka 180.
“Kalau 160 tensi warga awam bisa,” tukasnya.
Almarhum juga diklaim tak memiliki penyakit bawaan. Sebelum divaksin, kata Putri Rahmawati istri korban, Joko tak tanyai saat discreening. Hanya ditensi dan langsung divaksin oleh pihak Puskesmas. Namun begitu, Liza belum dapat memastikan hal tersebut.
“Kami akan meng-counter semua dengan data. Semua terdata terekam. Kita bisa lihat di datanya itu, kalo dia bohong pasti datanya tidak sesuai, itu hasil wawancara kita, sabar pasti ada press rilis,” imbuhnya.
Terkait dugaan vaksin kadaluwarsa, Liza menyangkal bahwa hal itu tidak mungkin. Sebab, Kota Tangerang merupakan wilayah yang tercepat soal vaksin se-Provinsi Banten.
“Dari semua Provinsi Banten yang paling cepat Kota Tangerang. Artinya kemungkinan kadaluwarsa kecil. Kita sekali ada vaksin langsung digunakan jadi memang enggak sempat kadaluwarsa,” pungkasnya. (Hmi)